Kemenangan Avan Abdullah Masih Tertunda Ulah Promotor HJSC

0
Honda Jazz Speed Challenge

ROCKOMOTIF, Jakarta – Avan Abdullah, pembalap Bank BJB Delta Garage yang bertarung di Kejuaraan Honda Jazz Speed Challenge (HJSC) kelas Master, harus menunda selebrasi kemenangannya di penghujung musim balap 2019.

Avan, yang secara sah dan mutlak berdasarkan perhitungan poin menjadi Juara Umum HJSC 2019, masih menunggu kepastian dari promotor balap tersebut lantaran ada sesuatu yang ditutupi. Bagaimana tidak, seharusnya setelah seri terakhir di BSD, Tangerang, Avan sudah dinyatakan sebagai Juara Umum, namun sampai saat ini, berita baik tersebut belum disiarkan oleh promotor.

Tapi entah kenapa, saat balapan akan berlangsung (1/12), satu jam sebelum itu Avan dipanggil untuk menghadap Anando Eko dan Anthony Sarwono (Race Director). Ada hal penting yang ingin dibicarakan terkait poin tersebut. Saat pemanggilan tersebut, Avan tidak didampingi entrant ataupun pihak dari tim.

Baca juga: Demas Agil Tuntaskan Balapan Sengit di Jepang

“Tiba-tiba Hari Minggu, satu jam sebelum balap saya dipanggil oleh Racing Director Honda dan Anondo Eko. Saya enggak tahu kenapa dipanggil, begitu saya datang, mereka bilang bahwa pemotongan poin Zharfan yang kemarin nabrak di seri enam, enggak bisa kita potong dulu. Karena posisinya harus ada persetujuan dari Ikatan Motor Indonesia (IMI). Padahal Honda sudah mengeluarkan standing poin resmi. Tapi mereka bilang (pemotongan poin), itu belum pasti dan saya diminta untuk balapan saja semaksimal mungkin. Setelah balapan selesai, selebrasi tetap ada, dan Zharfan yang menjadi pembalap kesatu,” beber Avan.

Avan Abdullah (tengah) Honda Jazz Speed Challenge
Avan Abdullah (tengah)

Secara regulasi, sudah seharusnya Avan bisa mendapatkan predikat Juara Umum, tapi sayang sampai saat ini hal tersebut tak kunjung terjadi. Sebagai pihak yang dirugikan, Avan merasa kecewa atas sikap promotor yang kurang sportif. Padahal, balapan yang dilakoni Avan, bukan untuk dirinya pribadi, tetapi ada peran sponsor di belakangnya yang meletakkan brandnya di mobil balapnya.

“HJSC ini kan club event, dan dia punya peraturan sendiri yang sudah didaftarkan ke IMI dari sebelum event (balap) itu dimulai . Akhirnya saya cari tahu bahwa yang sudah didaftarkan Honda, adalah pemotongan 15 poin, yang pemotongan 25 poin baru didaftarkan di pertengahan tahun. Kalau yang didaftarkan pengurangan 15 poin bukan yang 25 poin, tetep aja saya yang juara,” tambahnya.

Baca juga: BSNC Disuguhkan untuk Konsumen Honda Brio

Secara personal, Avan menjelaskan bahwa antara ia dan Zharfan tidak ada maslah personal. Justru yang menjadi tanda tanya besar adalah sikap dari promotor, bukan dari sesama pembalap yang harus beradu cepat di atas lintasan.

Bukan hanya perkara peraturan yang abu-abu, tetapi promotor sekelas Honda Racing yang sudah belasan tahun menyelenggarakan balap, haruskah bertindak seperti ini? Padahal, kredibilitas yang sudah dibangun sejak belasan tahun, haruskah ternodai lantaran insiden pemotongan poin tidak bisa dilakukan.

“Kita tanya hasilnya gimana, siapa yang juara umum, masih belum dikasih jawaban.  Waktu itu katanya satu minggu setelah balap, tapi belum ada jawaban, sampai IMI selesai rakernas, juga belum ada jawaban apa-apa. Tapi kalau sampai Zharfan yang ditetapkan sebagai juara, gue kan ngikutin tim, dan pasti ada langkah-langkah yang akan diambil,” pungkas Avan.

LEAVE A REPLY