Industri Aftermarket Juga Nelangsa Akibat Corona

0
industri aftermarket virus corona

ROCKOMOTIF, Jakarta – Industri aftermarket atau bisnis aksesoris otomotif juga terkena imbas virus corona di Indonesia. Bisnis yang dijalankan oleh Kiki Anugraha dalam sektor pembuatan bodykit, juga terkena dampak dari merebaknya virus corona di Indonesia.

Dampaknya juga tidak main-main, produk yang telah selesai ia produksi, terpaksa tidak bisa dikirim ke konsumen yang berada di Amerika lantaran ada regulasi dalam hal pengiriman barang ke luar negeri.

Ketika dihubungi, Kiki, menjelaskan perihal dampak yang ia rasakan dalam sektor bisnisnya ini yang merupakan industri aftermarket otomotif.

Keadaan tersebut membuat pengiriman barang bodykit dengan nama KARMA ini pun tertunda. Padahal, Kiki, sudah melakukan upaya maksimal untuk mengejar kapasitas produksi di tengah pandemi.

“Pengaruhnya jauh banget. Begitu bodikit (untuk pasar Amerika Serikat) selesai, kita enggak bisa kirim sekarang. Ada regulasi baru lagi pandemi gini, si penerima di sana harus punya izin dari covid-19 dia bisa menerima barang yang saya kirimkan. Kalau enggak ada? Ya enggak bisa diterima dulu,” buka Kiki, dalam sambungan teleponnya.

Baca juga: Karma Body Kit Perluas Pasar di Amerika Melalui SEMA

Dengan tertundanya pengiriman barang tersebut, maka pembayaran dari konsumen ke dirinya pun ikut tertunda. Pasalnya, dana tersebut menurutnya bisa digunakan untuk kesejahteraan karyawannya di tengah pandemi covid-19 ini.

“Dan payment juga belum bisa dilakukan, karena barang belum dibawa oleh forwarder ke konsumen saya. Ya namanya force majure, ya kita harus sabar juga,” tambahnya.

Dalam situasi pandemi seperti ini, Kiki, menjelaskan memang ada perubahan SOP di workshopnya. Kini ia memberlakukan sistem shifting, di mana karyawan dibagi menjadi dua kelompok, dan masuk secara bergantian.

Meski demikian, produksi bodykit KARMA tersebut menjadi lebih lama dari waktu biasanya.

“Karyawan kita biasa mengerjakan satu set waktunya dua minggu, sekarang di tengah pandemi ini, di workshop kita bikin shifting, ibaratnya dari 8 orang, kini menjadi 4 orang, dan waktu pengerjaan juga jadi molor,” tandasnya.

LEAVE A REPLY