Seperti Ini Rasanya Menguji Mobil Otonom Di Jalan Raya

0
mobil otonom

ROCKOMOTIF, Tokyo – Era mobil autonomous (otonom) atau swakemudi sudah di ambang mata. Sudah banyak pabrikan mobil yang melakukan uji coba mobil yang bisa berkendara tanpa supir ini.

Mulai dari Google yang sudah melakukan serangkaian tes, kemudian Tesla yang memamerkan mobil tanpa supir. Tapi semuanya masih dalam tahap ujicoba, belum final.

Ternyata ada beberapa tahapan yang harus dilalui sampai mobil benar-benar bisa berkendara sendiri tanpa bantuan manusia.

Baca Juga: Seberapa Irit Konsumsi BBM Mitsubishi Xpander

Tahapan Mobil Otonom

Tahap pertama adalah mobil yang dilengkapi dengan sistem peringatan berkendara tapi tidak ada intervensi apapun. Yang kedua, hands on. Artinya pengemudi masih harus memegang kontrol dari setir, tapi mobil bisa melaju dan berhenti sendiri.

Kemudian ketiga adalah hands off. Pengemudi bisa melepas kendali dari setir, mobil akan bisa mengatur laju kendaraan sendiri dan juga kontrol kemudi.

Seperti ini contoh tampilan indikator mobil yang sudah mengadopsi tahap hands off

Berikutnya yang keempat eyes off. Di tahap ini pengemudi bisa melepaskan pandangan dari jalan raya dan melakukan aktivitas lain seperti bermain handphone atau menonton. Tapi pengemudi harus tetap sigap untuk melakukan intervensi ketika dibutuhkan.

Lalu kelima adalah mind off. Sama seperti tahap sebelumnya, tapi pengemudi tidak perlu waspada. Pengemudi bisa melakukan kegiatan seperti tidur atau duduk di kursi penumpang.

Dan yang terakhir bahkan mobil tidak perlu ada setir. Nantinya seperti robot yang bisa melakukan semua pekerjaannya sendiri, Anda tinggal duduk manis di kursi penumpang dan mengatur tujuan saja.

Hingga saat ini, belum ada satu negara pun yang mengesahkan peraturan mengenai mobil otonom sepenuhnya. Karena masih banyak pengujian yang terlibat dengan kecelakaan lalu lintas.

mobil otonom
Warna hijau berarti tangan bisa lepas dari lingkar kemudi

Menguji Langsung Mobil Otonom

Rockomotif pun sudah pernah menguji mobil otonom di tahap hands off. Mobil yang digunakan adalah BMW Seri 5 terbaru dengan kode bodi G30. Tentu kami mengujinya bukan di jalanan Indonesia, melainkan di Tokyo, Jepang.

BMW Seri 5 yang dijual di Jepang sudah memiliki fitur otonom tapi masih di tahap ketiga. BMW menyebutnya mobil semi otonom. Artinya mobil bisa mengatur kecepatan sendiri tergantung kondisi lalu lintas.

Bahkan saat terjebak kemacetan, mobil akan berhenti dan melaju sendiri. Lingkar kemudi pun bisa bergerak sendiri sesuai dengan kondisi jalan.

Karena masih semi otonom, saat berpindah lajur pun masih harus perlu bantuan pengemudi
Karena masih semi otonom, saat berpindah lajur pun masih harus perlu bantuan pengemudi

Syaratnya harus ada marka jalan yang jelas, karena radar laser dan kamera yang terdapat di sekeliling tubuh BMW Seri 5 ini akan membaca kondisi jalan berdasarkan marka jalan tersebut.

Rute 200 Km Dari Tokyo Ke Chiba

Kami mencoba fitur semi otonom milik Seri 5 terbaru di jalanan Tokyo hingga ke prefektur Chiba. Dan kembali lagi ke Tokyo Bay dengan jarak kurang lebih 200 km. Rute yang kami tempuh didominasi oleh jalan tol dengan sedikit berkendara di dalam kota.

Infrastruktur jalan di kota Tokyo yang teratur membuat kinerja dari fitur ini bisa bekerja dengan maksimal. Tidak sulit untuk langsung memposisikan tubuh secara nyaman di kursi pengemudi. Panel instrumen yang sudah mengadopsi teknologi digital pun memberikan informasi yang akurat.

Tinggal tekan tombol ACC dan ACS saja, mobil sudah semi otonom

Saat melaju di jalan tol, kami pun langsung mengaktifkan fitur Active Cruise Control (ACC) dan Active Cruising Steering (ACS) dengan mudah. Hanya tekan tombol di lingkar kemudi sebelah kiri maka mobil ini pun langsung meluncur sendiri.

Fitur ACC dan ACS yang bekerja berdasarkan marka jalan dan juga kondisi lalu lintas di sekitarnya ini membuat kami langsung percaya diri dengan melepas kaki dari pedal gas. Mobil dengan mudah mengikuti kendaraan di depannya.

Sudah Tahap Hands Off

Untuk fitur semi otonom yang menjadi andalan di Seri 5 terbaru ini, Anda dapat melepas tangan dari setir ketika mobil sudah mendeteksi adanya marka jalan yang ditandai dengan warna hijau pada panel instrumen.

Lingkar kemudi pun melakukan koreksi sendiri ketika jalanan mulai berbelok. Hanya saja ini masih semi otonom, jadi Anda tidak bisa melepas penuh konsentrasi pada jalanan karena Anda tetap harus meletakkan tangan pada setir ketika warna indikator berubah menjadi kuning.

Saat indikator berwarna kuning menyala, maka tangan Anda harus kembali ke setir

Bahkan saat Anda melakukan lampu sinyal untuk pindah jalur, fitur ini akan otomatis menjadi tidak aktif. Tapi saat berkendara di kondisi kemacetan pun, fitur asistensi semi otonomos ini bisa sangat membantu pengemudi.

Mobil akan mengerem sendiri sesuai dengan kondisi lalu lintas di depannya, begitu juga saat mobil jarak mobil di depan kosong maka kecepatan mobil akan otomatis disesuaikan dengan batas kecepatan mobil yang sudah ditentukan oleh pengemudi hingga maksimal 210 kpj.

Baca Juga: Siap Tantang Honda CR-V Turbo, Berapa Harga SUV Sokon?

Begitu pintarnya fitur ini dapat membuat Anda berkendara dengan santai seperti yang kami alami di sepanjang jalan tol menuju Chiba. Ya, kami hanya berkendara dengan santai karena di kota Tokyo banyak area yang dibatasi kecepatannya, bahkan di jalan tol saja hanya maksimum 100 kpj.

Sayangnya saat BMW Seri 5 terbaru ini hadir di Tanah Air, BMW Indonesia meniadakan fitur semi otonom tersebut.

Sepertinya ini tindakan yang tepat, mengingat kondisi infrastruktur jalan di Indonesia yang masih jauh tertinggal dari Jepang. Bahkan di jalan tol sekalipun marka jalan sering ada dan tiada.

LEAVE A REPLY