Bridgestone Lepas Dua Orangutan Adopsinya Kembali ke Habitatnya

0
bridgestone orangutan
Bridgestone melepas dua orangutan di Kalimantan kembali ke habitatnya

ROCKOMOTIF, Samboja – Kepedulian Bridgestone terhadap lingkungan sudah sejak lama diterapkan. Sebagai produsen ban nomor satu di Indonesia, PT Bridgestone Tire Indonesia (BSIN) tidak hanya kepada kepada sesama manusia, tapi juga ke alam.

Salah satu bentuk Corporate Social Responsibility (CSR) Bridgestone ini ditunjukkan dengan mengadopsi dua orangutan sejak tahun 2012. BSIN bekerjasama dengan Borneo Orangutan Survival (BOS) Foundation untuk merawat dua orangutan.

“Program konservasi hutan dan adopsi orangutan yang kami lakukan ini merupakan salah satu wujud komitmen CSR global Bridgestone Corporation. Mengusung tema “Our Way to Serve” di mana salah satu fokusnya adalah pada lingkungan,” terang Presiden Direktur PT BSIN, Akihito Ishii di Samboja, Kalimantan Timur, Jumat (31/8/2018).

Baca juga: Bridgestone Sumbang Bantuan Untuk Korban Gempa Lombok

Setelah enam tahun, Obi dan Elder, dua orangutan yang diadopsi oleh Bridgestone ini mulai dikembalikan ke alam liar sesuai habitat aslinya. Primata asli Indonesia ini memang dirawat sejak kecil oleh BOS untuk disiapkan agar bisa kembali ke alam liar.

Pelepasan Obi dari kandang dilakukan oleh Presiden Direktur BSIN Akihito Ishii. Sedangkan Elder oleh Direktur Sales dan Pemasaran Yuichi Asaoka.

Elder bersalaman dengan Presiden Direktur Bridgestone Indonesia Akihito Ishii setelah dilepaskan

Obi dan Elder

BOS Foundation sendiri sudah sejak tahun 1990-an memulai konservasi terhadap orangutan dan menjadi yang terbesar di Kalimantan dan Indonesia. Terhitung sudah sekitar setibu orangutan yang dilepas kembali ke habitatnya oleh BOS.

Bridgestone mengadopsi Obi dan Elder sejak berusia satu tahun yang sebelumnya dipelihara oleh orang. Kemudian dibantu dengan BOS merawat dan disekolahkan untuk bisa bertahan di alam liar.

Obi dan Elder dilepaskan ke pulau pra pelepasliaran atau hutan khusus untuk latihan sebelum masuk ke hutan yang sesungguhnya. Pulau pra pelepasliaran ini berada di kawasan BOS, Kalimantan Timur dan masih dalam pengawasan BOS.

Sebelum pelepasan ini, Obi dan Elder sudah sekolah selama lima tahun untuk bisa bertahan di alam liar.

Program Ecopia support Orangutan sudah dilakukan sejak tahun 2012

Program Manager BOS, dr. Agus Irwanto mengatakan bahwa kriteria orangutan yang bisa dilepaskan ke alam liar berbeda-beda karena dilihat dari segi kesehatan dan psikologinya. Jika dirasa sudah siap, orangutan bisa dilepaskan ke habitatnya di hutan.

“Orangutan yang dibebaskan ini harus melewati tahap sekolah terlebih dahulu, sama seperti manusia. Sekolah khusus untuk orangutan ini bertujuan agar orangutan bisa mandiri saat dilepaskan ke alam liar,” ujar dr. Agus.

Ia juga menambahkan jika ada pelepasan orangutan seperti ini pasti teman-temannya datang semua ke sini. “Istilahnya ingin menyambut teman barunya,” jelasnya.

Awalnya, pra-pelepasliaran Obi dan Elder ini dijadwalkan di tahun 2020. Tetapi berdasarkan penilaian dair BOS, perkembangan Obi dan Elder ternyata lebih cepat dari perkiraan. Sehingga di tahun 2018 ini keduanya sudah bisa dilepas ke habitatnya.

LEAVE A REPLY