ROCKOMOTIF, Jakarta – Membeli mobil listrik memang seharusnya lebih murah daripada mobil bermesin bensin atau diesel. Selain tidak perlu mengisi bahan bakar fosil yang nantinya akan habis, tapi juga tidak menimbulkan polusi.
Hal ini diharapkan akan meningkatkan ketertarikan masyarakat dunia terhadap mobil listrik. Namun sekarang ini harga mobil listrik belum lebih murah dari mobil bermesin konvensional.
Tapi hal ini bisa berubah dalam tujuh tahun mendatang. Sepertinya terlalu muluk ya?
Semua ini bisa terjadi jika harga baterai yang menjadi komponen utama mobil listrik terus mengalami penurunan. Meskipun harga metal tetap naik.
Baca Juga: Markas BMW Digeledah Karena Diduga Mencurangi Emisi
Kalau menurut Bloomberg, mobil listrik bisa memiliki harga jual setara dengan ICE (internal combustion engine) atau mobil berbahan bakar fosil pada tahun 2024 mendatang. Di tahun 2025 harganya bahkan bisa lebih murah.
Bisa Jika Harga Baterai Turun
Hal ini akibat peningkatan pabrikan mobil yang memutuhkan penyimpanan lithium-ion, sehingga harga baterai bisa turun sampai ke angka US$70 per kWh di tahun 2030.
Sebagai pembanding, harga tahun lalu itu US$208 per kWh, sehingga membuat pabrikan membanderol mobil listrik mereka dengan harga jual lebih mahal.
“Penjualan mobil listrik akan terus meningkat di tahun-tahun mendatang, tapi harga baterai harus turun banyak agar dapat terserap banyak oleh pasar,” ujar analis New Energy Finance Bloomberg, Colin McKerracher.
“Jika harga material baterai tetap mengalami kenaikan tajam, hal ini bisa membuat situasi yang terbalik.”
Insentif dari pemerintah juga bisa menentukan perubahan ini, dengan banyak negara yang berusaha untuk menghilangkan kabut polusi dari kota mereka.
Bagaimana dengan Indonesia? Sampai saat ini pun pemerintah masih belum jelas apakah akan memberikan insentif pajak bagi mobil ramah lingkungan ini.
Padahal di Jakarta, setiap hari sudah pasti dipenuhi oleh kabut polusi dari kendaraan bermotor. Jika sudah begini siapa yang harus disalahkan?