ROCKOMOTIF, Jakarta – Overhaul mesin, secara harfiah diartikan sebagai penyegaran kembali. Semacam refreshment kepada mesin berikut jeroannya. Treatment overhaul tersebut, sangat penting untuk kelangsungan performa mobil, terlebih jika mobil tersebut digunakan setiap hari untuk ragam aktivitas. Dengan begitu, sudah dipastikan bahwa hukumnya overhaul mesin adalah wajib dan harus dilakukan dalam jangka waktu tertentu.
Biasanya, overhaul mesin dilakukan dengan melakukan penurunan mesin dari mobil. Bisa juga, perangkat mesin hanya diturunkan setengah dengan mengangkat bagian head cylinder saja. Menurut Hadi Taruna, pemilik workshop Engine Block Autoworks di bilangan Bintaro Sektor 7, Tangerang, overhaul dapat dilakukan ketika mobil sudah mencapai jarak 150.000 kilometer.
“Kalau secara umum, kita bisa melihatnya dari kilometer. Biasanya kalau sudah di atas 150.000 kilometer atau sudah mencapai 150.000 kilometer, sudah harus dioverhaul. Dengan kondisi jarak tempuh tersebut, mau tidak mau, harus dioverhaul. Atau bahasanya itu, rusak tidak rusak, mobil harus tetap dioverhaul,” buka pria yang akrab disapa Hatar.
Selain itu, ciri-ciri fisik juga bisa menjadi patokan untuk mengetahui mobil tersebut harus overhaul atau tidak. Salah satunya adalah asap putih yang keluar dari lubuang knalpot.
Baca juga: Tips Merawat Mobil Kesayangan Tanpa Harus ke Bengkel
“Kalau dari tanda-tanda, biasanya ring pistonnya sudah mulai lemah. Dengan begitu, otomatis kompresi di mesin juga akan turun. Contoh lainnya adalah busi banyak berkerak oli, terus mobil boros, apalagi ada asap putih dari knalpot. Dan juga oli-oli yang mulai merembes di beberapa bagian, berarti itu adalah tanda-tanda mobil sudah harus dioverhaul,” tambahnya.
Andai pemilik kendaraan mengindahkan indikasi tersebut, ada konsekuensinya yang harus diterima oleh pemilik kendaraan. Penurunan performa menjadi salah satu hal yang nyata akibat tidak melakukan overhaul.
“Dampaknya sih kalau secara teknis akan ada penurunan. Penurunan performa, penurunan kinerja mesin. Termasuk menjadi lebih borosnya penggunaan bahan bakar, ini dikarenakan banyaknya kerak di intake manifold. Dengan jarak tempuh 150.000 kilometer tersebut, tentu banyak kerak yang dihasilkan. Selain itu oli juga akan menjadi lebih panas, dan lama-lama akan menimbulkan kerak,” pungkas Hatar.