ROCKOMOTIF, Jakarta – Di tengah maraknya kendaraan listrik yang hadir dari hari ke hari, PT Peugeot Motorcycles Indonesia, selaku agen pemegang merk skuter merk Peugeot di Indonesia angkat bicara.
Menurut CEO PT Peugeot Motorcycles Indonesia, Satya Saptaputra, keinginan tersebut bisa saja dilakukan, namun melihat proyeksi pemerintah yang telah menetapkan besaran komponen lokal yang harus dicapai, Peugeot merasa masih belum bisa untuk mewujudkan hal tersebut. Ada banyak hal yang melandasinya, salah satunya adalah kesiapan industri dalam negeri yang bisa mengakomodir semua keperluan motor listrik.
“Peraturan yang baru nomor 55 tahun 2019 itu menyatakan iya boleh CBU, namun lokal kontenya tahun 2020 harus sudah mencapai 40 persen. Itu jujur saja, merupakan tantangan yang luar biasa bagi kami,” ujar Satya, di sela-sela peluncuran varian baru Peugeot di Jakarta (18/10).
Baca juga: Peugeot Motorcycles Indonesia Sodorkan Warna Baru untuk Varian Django
Peugeot Motorcycles sendiri telah meluncurkan tiga model teranyar yang masuk dalam kategori motor listrik. Produk baru tersebut, telah diluncurkan Peugeot bertepatan dengan pameran otomotif EICMA beberapa waktu lalu.
Ketiga model motor listrik yang disodorkan yakni, E-Metropolis, 2.0, dan Ludix. Masing-masing model yang diboyong tersebut, memiliki model dan desain yang berbeda. Dan yang paling unik adalah tampilan Peugeot 2.0 yang memiliki desain inovatif.
Bagi Satya, meskipun terlihat berat namun itu adalah hal yang tepat. Ia juga melihat ada sebuah hal yang ingin dicapai oleh pemerintah melalui peraturannya tersebut. Bahkan, pada 2024, menurut Satya tingkat komponen dalam negeri yang harus digunakan pada kendaraan bermotor harus mencapai 60 persen. Dan pada 2026 persentasenya juga kembali meningkat, yakni 80 persen.
“Karena kalau tidak ada komponen lokalnya di sini, bagaimana mau mencapai target di angka 40 persen. Jadi sebenarnya itu dulu yang harus diperhatikan. Jadi komponennya harus siap di Indonesia. Jika baterai sudah siap, setelah itu penggeraknya sebenarnya peralihan dari motor bensin ke listrik tidak rumit, karena baterai terus ada power control management system sama sudah ada modular,” pungkasnya.