ROCKOMOTIF, Jakarta – Layanan bus antarkota antarprovinsi (AKAP) resmi kembali beroperasi, setelah diizinkan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) pada Sabtu (9/5/2020). Meski begitu, tak serta-merta menimbulkan rasa optimisme bagi para perusahaan oto bus (PO).
Sejumlah PO Bus justru ragu kalau kebijakan baru itu bisa menguntungkan. Sebab, sejak resmi beroperasi kembali belum banyak penumpang yang membeli tiket.
“Mereka masih takut rugi, karena pertama takut disuruh putar balik, dan yang lainnya karena harga tiketnya menjadi mahal,” kata Pemilik PO Sumber Alam, Anthony Steven Hambaliketika dihubungi Rockomotif, Selasa (12/5/2020).
Anthony menambahkan, perusahaannya mulai beroperasi pada Senin (11/5/2020) dengan harga tiket yang sudah direvisi, lantaran terkait kesepakatan awal saat ada penerapan untuk mengurangi jumlah penumpang hingga 50 persen.
“Harga tiketnya otomatis juga kami naikkan lebih dari 100 persen, lebih mahal dari Lebaran biasanya,” ungkap dia.
Baca juga: Tak Bisa Angkut Penumpang, Pengusaha Bus Minta Hal Ini
Tarif bus dengan kelas AC Ekonomi saat ini berkisar Rp 370.000 dari biasanya Rp 110.000. Sementara yang kelas AC Toilet dari biasanya Rp 150.000 menjadi Rp 500.000.
Selanjutnya untuk jurusan, PO Bus dia hanya mendapat rute Jakarta-Yogyakarta dengan ketentuan yang telah disepakati, yakni satu PO satu trip per hari. Sementara, bus yang digunakan wajib mematuhi prtokol kesehatan yang ditentukan sebelumnya.
Faktor lain menurut dia, kondisi ini justru bisa menambah kerugian. Sebab, bila sebelumnya saat pelarangan total diberlakukan, kerugian sudah bisa diprediksi.
Sementara dengan beroperasi terbatas, pihaknya belum bisa memprediksi apakah akan bertambah rugi atau ada sedikit pemasukan.
“Karena berapapun penumpangnya nanti, apakah hanya 2 orang atau bisa full 50 persen. Kami harus tetap berangkat, dan biaya operasional membeli solar dan tol juga tetap keluar,” tutup Anthony.