ROCKOMOTIF, Jakarta – Pada masanya di era 90an, mobil lansiran Mazda, yakni Astina banyak digandrungi oleh anak-anak muda. Terlebih mobil tersebut memiliki fitur yang paling mewah lantaran head lamp-nya yang buka tutup.
Alhasil, melihat tampilan mobil Mazda tersebut Lukman Laksmana atau yang akrab disapa Buluks Superglad, jatuh hati dengan mobil tersebut. Padahal, era itu BMW M40 juga tengah naik daun.
“Jadi masa SMA dulu tahun 1990 sampai 1993, Mazda Astina memang lagi tren banget dibandingkan (BMW) M40. Dan Mazda Astina lagi digandrungi anak muda, karena tampilan lampunya yang automaticly seperti lampu mobil sport, dan saat itu mobil lain belum kaya gitu tampilan lampunya,” jelas Buluk, menceritakan awal mula kepincut Mazda Astina.
Setelah mendapatkan restu dari Ayah, dan dibelikan mobil tersebut. Naluri anak muda Buluk pun tergugah untuk melakukan modifikasi. Mulai dari ngeceperin mobil, sampai tetek bengek lainnya. Akhirnya pria yang memiliki banyak tato di lengan dan tubuhnya melakukan modifikasi kecil-kecilan.
Baca juga: Bukan Motor Eropa, Ini Motor Impian Buluks Superglad
“Akhirnya mobil itu saya ‘dandanin’ sesuai dengan era zamannya dengan pelek Evolution ring 17, terus ganti pakai DTM ring 16, knalpot juga ganti pakai Lorinser. Interior zemua orisinil kecuali setir sempat ganti pakai racing dynamic tapi saya ganti lagi ke orisinil,” tambah vocalist yang menaungi dua ban ini, Superglad dan Kausa.
Selain bermain modifikasi, Buluk juga menceritakan bahwa saat itu ia melakukan penggantian pada sektor audio. Hal ini ia lakukan karena ingin suara yang dihasilkan lebih merdu ketimbang sistem audio standar.
“Sound system pakai Blaupunkt. Era 90an itu terkenal dengan menggunakan subwoofer. Saya juga akhirnya ganti pakai Rockford Fosgate dan pakai power rack karena memang lagi ngetrend pada zamannya,” kenang pria yang pernah mengenyam pendidikan di Australia ini.
Namun di tangan Buluk, mobil tersebut tidak lama. Dia mengatakan hanya dua tahun menggunakan Mazda Astina, selanjutnya ia ganti dengan Kijang yang digunakan untuk balap liar.
“Abis itu ganti Kijang, dan dimodif buat drag race di Sudirman dan Menteng pada zamannya, dengan mengubah mesin pakai four barrel,” tandas Buluks.