ROCKOMOTIF, Jakarta – MG Motor Indonesia (MMI) telah mengumumkan bahwa mobil listrik MG ZS akan segera diproduksi di Indonesia dengan menggunakan fasilitas perakitan yang terletak di Cikarang, Jawa Barat.
Dengan komitmen tersebut, semakin mempertajam keseriusan dari pabrikan otomotif yang kini sahamnya dikuasai oleh SAIC (Shanghai Automotive Industry Corporation) untuk menggarap pasar kendaraan di Indonesia.
Disampaikan oleh Arief Syarifudin, Marketing & PR Director MMI, di balik pengumuman produksi mobil listrik MG ZS yang dirakit secara lokal, pihaknya juga ingin menyampaikan bahwa dengan langkah tersebut akan menjadi sebuah langkah yang baik tidak hanya bagi internal, namun juga untuk pasar otomotif di Indonesia
“Kami ingin berkontribusi lebih terhadap market otomotif nasional untuk menjaga garda terdepan agar membuat Indonesia lebih hijau,” ujar Arief, di Jakarta, Rabu (15/11/2023) siang.
Tidak hanya mobil listrik MG ZS, tetapi pusat perakitan mereka juga akan ikut memproduksi model lainnya, yakni MG4 EV. Ini merupakan jenis sedan bertenaga listrik yang telah diluncurkan untuk masyarakat Indonesia.
“Bukan hanya model ini, tapi kami juga sudah mempersiapkan untuk memproduksi salah satu model kami yakni MG4 EV. Ini sesuatu yang menarik, dan merupakan komitmen kami sebagai langkah untuk mendobrak sesuai dengan keinginan dari pemerintah terhadap dunia elektrifikasi,” tambah Arief.
Untuk waktunya sendiri, berdasarkan informasi yang disampaikan, proses produksi akan dimulai pada Februari 2024 dengan fasilitas teknologi terdepan termasuk lini produksi otomatis, pusat pengujian kualitas, dan fasilitas perakitan baterai EV canggih.
Produksi mobil listrik MG ZS ini juga akan menggunakan robotika modern dan sistem manajemen produksi berbasis AI untuk efisiensi produksi yang unggul. Pabrik ini dirancang untuk mematuhi standar lingkungan internasional, dengan inisiatif seperti penggunaan energi terbarukan dan pengelolaan limbah nol.
Dalam rangka mendukung kebijakan mobilitas hijau Indonesia, perusahaan juga berkomitmen mencapai 40% kandungan lokal di awal operasi, dengan target meningkat hingga 60% di tahap selanjutnya. Pembangunan pabrik ini akan menciptakan ribuan pekerjaan langsung, dengan program pelatihan tenaga kerja yang memfokuskan pada pengembangan keterampilan di bidang manufaktur dan teknik otomotif. (*)