ROCKOMOTIF, Jakarta – Mengawali tahun 2024, penjualan BYD sebagai pabrikan otomotif asal Tiongkok, tidak semanis ketika mereka menutup tahun 2023 lalu. Hal ini dikarenakan jebloknya hasil yang mereka raih sepanjang Januari kemarin.
Dalam informasi yang kami terima, pada Desember 2023, jenama yang mulai menapaki bisnis di Indonesia berhasil mengantongi 341.043 unit. Hasil tersebut justru naik bila dibandingkan pada November, di mana pada periode tersebut mereka sukses mencapai 301.903 unit.
Sementara penjualan BYD pada Januari 2024, jumlah yang mereka dapatkan hanya sebesar 201.493 unit atau mengalami penurunan sebesar 40 persen. Pencapaian tersebut menjadi yang terburuk bila diperhatikan dari periode April sampai Desember 2023.
Dari 200 ribuan unit yang terjual sepanjang awal tahun 2024, komposisi mobil listrik masih mendominasi di mana mereka mencatat 105.304 unit dan diikuti oleh 95.715 unit dari segmen Plug-in Hybrid.
Adapun salah satu aspek yang membuat anjloknya penjualan BYD tersebut, disebabkann karena perusahaan telah menghentikan produksi kendaraan bermesin konvensional pada April 2022 lalu. Sehingga, saat ini pabrikan hanya berfokus pada kendaraan energi baru. Ini merupakan segmen yang menaungi BEV (Battery Electric Vehicle), Plug-in Electric Vehicle (PHEV), dan Full Cell Electric Vehicle (FCEV).
Di samping itu, selain pendapatan yang anjlok pada Januari 2024, dari informasi tersebut juga disebutkan bahwa jumlah produksi yang dilakukan oleh perusahaan mengalami stok berlebih. Pada periode itu, kapasitas produksi yang dilakoni lebih banyak dari nilai penjualannya karena mereka mencatat jumlah 205.588 unit atau lebih banyak 4.095 unit dari besaran penjualannya.
Ratio tersebut berbeda pada bulan lalu, karena sebelumnya mereka menjual ribuan mobil lebih banyak daripada yang diproduksi. Hal ini menegaskan bahwa perusahaan tersebut telah menghilangkan sebagian besar inventarisnya dalam dorongan penjualan besar-besaran di akhir tahun. (*)