ROCKOMOTIF, Bogor – Dalam Kejurnas ITCR 1200 yang berlangsung akhir pekan lalu (3/3/2024) di Sirkuit Internasional Sentul, Bogor, Jawa Barat, pembalap Toyota Gazoo Racing Indonesia (TGRI), Amato Rudolph, harus tersungkur akibat mobilnya ditabrak oleh pembalap yang baru dikontrak oleh Honda Racing Indonesia, M Andri Abirezky.
Amato yang semula memimpin balapan, harus keluar lintasan dan masuk ke dalam gravel, lantaran mobilnya ‘ditusuk’ secara keras. Seketika, All New Agya GR Sport berkelir hitam yang menjadi livery baru dari TGRI tersebut harus menunggu beberapa waktu sampai kondisi lintasan clean untuk bisa melanjutkan balapan.
Sementara Honda Brio yang dikemudikan oleh Andri Abirezky, gagal melanjutkan pertarungan secara jantan akibat mobilnya mengalami kerusakan parah sampai harus diderek untuk bisa keluar dari lintasan.
“Tanggapan saya, pertama enggak kaget. Karena memang kita sudah terbiasa kita dicurangi dan digembosi. Yang kedua, hal-hal seperti inilah yang sekarang membuat balapan di ISSOM semakin sepi,” ungkap Arie Hermawan, Public Relation Manager PT Toyota-Astra Motor (TAM), selaku pemilik tim balap TGRI.
Meskipun pada balapan tersebut timnya berhasil meraih gelar juara di laga perdana ini, namun pria yang akrab disapa Awan ini, menolak bila dikatakan kemenangan yang diraih oleh Jordan Johan menjadi penyembuh luka bagi tim Toyota.
“Enggak ada itu kemenangan yang diraih oleh Jordan jadi pengobat dari insiden Amato. Dan kita tetap dirugikan dengan adanya insiden itu. Target kita kan sapu bersih podium di satu dan dua. Balik lagi, kejadian kemarin, dari kita, ini sudah biasa dan tidak kaget. sekarang tinggal publik yang melihat, karena videonya sudah tersebar di mana-mana, biarkan komunitas balap yang melihat,” tambahnya.
Sementara itu, terkait protes yang diajukan oleh Toyota Gazoo Racing Indonesia ke Steward dan Clerk of Course (CoC) memutuskan hanya memberikan peringatan kepada pembalap Honda Racing Indonesia, Awan, menjelaskan, ia tidak mau berkomentar terlalu jauh terkait keputusan tersebut.
“Minimal sanksi sosial sudah ada, karena kan video-video itu sudah beredar luas, jadi kalau yang lainnya kita no comment. Dan balik lagi, biarkan publik dan komunitas balap yang melihat kejadian kemarin seperti apa. Mau sampai kapan seperti ini? Dan ini mungkin akan jadi bom waktu,” bebernya.
Sementara itu, Dimitri Fitra Ditama, Direktur Toyota Gazoo Racing Indonesia, juga menjelaskan, melalui pesan singkatnya, ia menyayangkan otoritas dari penyelenggara masih belum maksimal untuk memutuskan terkait sanksi yang harus diterima oleh yang bersangkutan.
“Kalau dari saya, itu jelas merugikan, dan kita sampai mengajukan protes karena kejadian ini sudah berulang dan dibiarkan. Ini bukan kejadian pertama. Sebenarnya pengajuan protes kita kemarin tidak banyak menguntungkan buat tim, namun, yang kita lakukan demi menegakkan keadilan untuk semua peserta,” tulis Fitra. (*)