Apa Dampak Sering Pakai Fast Charging untuk Mobil Listrik?

0
Isi baterai mobil listrik lewat teknologi fast charging ada dampak negatifnya juga

ROCKOMOTIF, Jakarta – Meski pada dasarnya mobil listrik dibekali dengan fitur pengisian ulang baterai menggunakan teknologi fast charging, rupanya apabila hal tersebut dilakukan terlalu sering akan memiliki dampak yang negatif.

Dalam hal ini, apabila terlalu sering melakukan pengisian ulang daya dengan metode cepat tersebut akan berdampak terhadap State of Charge (SoC). Adapun pengertian dari SoC tersebut adalah parameter yang digunakan untuk mengetahui keadaan isi baterai dan dijadikan pedoman untuk memantau kapasitas terkini dari baterai.

Dijelaskan oleh Januar Eka Sapta – After Sales Senior Manager PT Neta Auto Indonesia, apabila mobil listrik terlalu sering pakai arus DC saat mengisi baterai, dampak yang dikhawatirkan adalah panas yang berlebih.

“Kalau terlalu sering pakai DC, itu seperti dipaksakan. Kalau DC itu ada 100-200 kW, tapi kan mobil hanya butuh 50 kW up, dan yang masuk lebih dari 50 kW tadi, jadi dipaksakan untuk menerima sel baterai ini. Ada hal yang dikhawatirkan, pertama adalah sering panas dan akan memengaruhi State of Health baterai,” jelasnya.

Untuk mensiasatinya, Januar, menyarankan sebaiknya pemilik mobil listrik bisa melakukan pengisian ulang baterai secara bergantian antara menggunakan metode DC ataupun AC.

“Sama seperti halnya baterai handphone bila isi cepat terus, lifetimenya akan berkurang. Rata-rata baterai itu memiliki 2.000 cycle time. Jadi kalau sering pakai DC, maka SoH akan berpengaruh. Jadi kalau bisa dicombine antara penggunaan DC dan AC, sama seperti mobil bensin, 3 kali isi Pertamax satu kali diisi Pertalite, seperti itu,” tambah Januar.

Sementara untuk mengetahui seperti apa kondisi baterai mobil listrik, konsumen bisa melakukan pengecekan melalui bengkel resmi. Di jaringan bengkel resmi Neta, menurut Januar telah dibekali dengan scanner untuk mengetahui kondisi baterai mobil listrik.

“Kalau mau cek Baterai health? Bisa pakai scanner, dan ini tidak bisa dilakukan melalui informasi yang ada di mobil. Jadi harus dibawa ke bengkel, untuk bisa mengetahui seperti apa kondisi baterai tersebut,” pungkas Januar. (*)

LEAVE A REPLY