ROCKOMOTIF, Jakarta – Penambahan ban serep mobil listrik rupanya menjadi concern dari konsumen di Tanah Air. Hal ini ditandai melalui antusiasme pelanggan AION UT yang sangat menyambut baik hal tersebut.
Iqbal Taufiqurrahman, Product Planning GAC Indonesia, mengungkapkan bahwa melalui hadirnya komponen tersebut benar-benar disambut baik oleh para pelanggan.
“Pelanggan sangat antusias. Responnya sangat positif terhadap penambahan ban serep mobil listrik. Sejak awal, AION UT hadir, kami langsung melakukan survei mendalam untuk mengetahui apa hal yang paling dibutuhkan konsumen. Hasilnya jelas, mereka ingin ada komponen ini untuk menambah rasa aman saat berkendara,” jelas Iqbal, di sela-sela handover ceremony di PIK2, Banten, Kamis (30/10).
Meski secara ukuran memiliki dimensi yang lebih kompak dibanding yang digunakan, tetapi komponen ini tetap memenuhi standar keselamatan ketika digunakan dalam keadaan darurat.

“Ban serep ini memang berukuran lebih kecil dan ringan karena konsep mobil listrik itu space saver. Tapi tetap aman digunakan dan sudah disesuaikan dengan kebutuhan safety,” tambah Iqbal.
Penambahan ban serep mobil listrik yang telah diaplikasikan pada AION UT memang menjadi nilai lebih. Dibandingkan kompetitor lainnya, seperti BYD M6, model tersebut tidak dilengkapi dengan spare tire.
Padahal, bila mengacu pada undang-undang yang berlaku di Indonesia, melalui UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan (LLAJ yang mewajibkan setiap kendaraan memiliki ban serep (Pasal 57), dan ketidakpatuhan dapat dikenai sanksi (Pasal 278).
Menariknya, berdasarkan klaim dari GAC Indonesia, meskipun AION UT menggendong ban serep mobil listrik, tetapi konsumen tetap mendapatkan ruang bagasi yang cukup untuk membawa barang ketika berpergian.
“Kami tetap informasikan kepada konsumen bahwa ruang di bawah ban serep masih bisa digunakan untuk menyimpan barang. Jadi tetap fungsional dan tidak mengubah estetika desain AION UT,” tuturnya.
Meskipun AION UT mengusung penggunaan ban serep mobil listrik, tetapi untuk soal bobot tidak menjadi penghalang untuk bermobilitas. Berdasarkan pengujian tim internal, ketika digunakan jelajah Indonesia produk ini tetap efisien. (*)








