Menguji Wuling Darion PHEV Jakarta-Bali, Bisa Tembus 1.000 Km?

0
Menguji Wuling Darion PHEV Jakarta- Bali

ROCKOMOTIF, Solo – Selang sepekan setelah peluncuran resmi Wuling Darion EV dan PHEV, Wuling Motors langsung mengajak wartawan otomotif nasional untuk membuktikan efisiensi dan daya tahan produk Darion PHEV dari Jakarta hingga Bali.

Sebanyak 28 media otomotif nasional termasuk Rockomotif diajak mengikuti kegiatan Media Drive bertajuk ‘Evolving Family Moments’ yang sangat ambisius ini. Tujuannya untuk mengetahui seberapa irit Darion PHEV ketika dibawa keluar kota dengan rute tol dan jalan biasa selama tiga hari.

Hari pertama, perjalanan dimulai dari Cilandak Town Square, Jakarta Selatan menuju ke destinasi Solo. Rutenya tentu saja melewati jalan tol Cipali, dengan kondisi baterai dan juga bahan bakar terisi penuh. Pengujian ini memang murni tanpa ada isi bahan bakar dan juga mengisi baterai melalui charging station.

Baca juga: Wuling Darion EV Dijual Mulai Rp 356 Juta, PHEV Lebih Mahal

Menguji Wuling Darion PHEV

7 unit Wuling Darion PHEV dengan tipe tertinggi yaitu EX disiapkan untuk menemani para jurnalis dalam menaklukkan berbagai kondisi jalan. Pengujian pertama adalah klaim baterai di Darion PHEV ini ketika terisi penuh bisa menempuh jarak hingga 125 km. Hal ini tercapai bahkan sedikit di atas klaim tersebut, baterai tersisa 12 persen dengan menggunakan mode berkendara EV Max.

Jarak tempuh yang kami dapatkan bisa di 126 km, dan ketika baterai sudah di level 12% maka mode berkendara langsung berubah ke Hybrid, deru mesin langsung menyala dan cukup mengagetkan karena cukup keras suara raungan mesin 1.5 liter naturally aspirated ini.

Ternyata, menurut Danang Wiratmoko selaku Product Communication Manager Wuling Motors memang wajar karena kondisi baterai yang dipaksakan hingga batas terendah dan mesin akan mengisi baterai hingga ke titik aman.

Menguji Wuling Darion PHEV

“Kalau pakai mode EV First itu tidak akan sekeras itu suara mesinnya, karena baterai akan stop di 35% dan mesin bekerja untuk mengisi baterai. Itu terdengar suara dengung karena kondisi baterai di 12% dan mesin harus mengisi secara cepat baterai serta menjalankan mobil. Jadi kalau kondisi seperti itu mesinnya kerjanya lebih berat,” jelas Danang di sela-sela acara Media Test Drive ini.

Baca juga: Mengulas Detail Perbedaan Wuling Darion EV vs PHEV

Danang juga menjelaskan kalau sebenarnya untuk kondisi berkendara sehari-hari itu sudah cukup menggunakan mode EV First, selain tetap irit bahan bakar juga tentunya daya tahan baterai juga akan lebih tahan lama.

Menguji Wuling Darion PHEV

Oh iya, di Darion PHEV ini ada berbagai pilihan mode berkendara, termasuk EV Max, EV First, Hybrid, dan Fuel Priority. Selain itu, pengemudi juga dapat memilih mode berkendara seperti Custom, ECO, Standar, dan Sport.

Bahkan, respons pedal rem dan sistem Electric Power Steering (EPS) pun dapat disesuaikan dengan preferensi pengemudi, memberikan pengalaman berkendara yang personal. Semua fitur ini bisa kami coba dengan maksimal di rute pertama Jakarta – Solo.

Baca juga: Wuling Cloud EV Sukses Pimpin Pasar Medium Hatchback EV Berkat Hal Ini

Tiba di kota Solo, kondisi mobil yang kami gunakan masih tersisa jarak tempuh di MID mobil sekitar 542 km lagi. Rute ke Solo sendiri sudah menempuh jarak 540 km.

Sekarang pertanyaannya, bisakah dengan sisa bahan bakar mobil ini tembus ke 1.000 km dan sampai di Bali tanpa mengisi bahan bakar? Simak ulasan lanjutannya, karena esok hari perjalanan akan dilanjutkan menuju Banyuwangi!

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here