ROCKOMOTIF, Tangerang – SUV medium terbaru dari Mitsubishi Motors, yaitu Mitsubishi Destinator, berhasil mencatatkan penerimaan yang luar biasa di pasar otomotif Indonesia. Mobil yang telah menarik perhatian sejak peluncurannya ini kini telah mengantongi surat pemesanan kendaraan (SPK) hingga menyentuh angka fantastis 12.000 unit.
Pencapaian ini tidak hanya menunjukkan antusiasme tinggi dari konsumen terhadap desain dan inovasi Destinator, tetapi juga secara langsung mencerminkan kuatnya kepercayaan publik terhadap brand Mitsubishi dan kualitas produk yang ditawarkannya.
Angka 12.000 SPK yang berhasil diraih oleh Mitsubishi Destinator hanya dalam beberapa bulan setelah peluncurannya merupakan indikator kuat keberhasilan strategi marketing dan produk yang diusung oleh PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI).
Baca juga: Mitsubishi Destinator Sabet Bintang Lima dalam Uji Tabrak ASEAN NCAP 2025
“Surat Pemesanan Kendaraan (SPK) sebenarnya sudah hampir mencapai 13.000 unit. Lalu retail sales (distribusi dari diler ke konsumen) per kemarin itu sekitar 6.300 unit,” kata Yoshio Igarashi, Director of Sales & Marketing Division PT MMKSI di sela GJAW 2025.
Penerimaan Konsumen yang Positif
Pencapaian ini menunjukkan bahwa Destinator telah berhasil memenuhi ekspektasi dan kebutuhan konsumen Indonesia, terutama di segmen SUV medium yang sangat kompetitif.
Konsumen tertarik pada perpaduan antara desain eksterior yang futuristik dan kokoh dengan kenyamanan interior yang premium serta kelengkapan fitur teknologi dan keselamatan yang ditawarkan. Desain yang segar dan bold dianggap sebagai pembeda utama di antara para pesaingnya.
Baca juga: Lima Pilihan SUV Baru Non EV di Ajang GJAW 2025
Implikasi Terhadap Waktu Inden
Tingginya permintaan yang melebihi kapasitas pasokan awal pabrikan berimbas langsung pada waktu tunggu atau inden kendaraan. Saat ini, waktu inden untuk Mitsubishi Destinator diperkirakan mencapai dua bulan.
Meskipun waktu tunggu ini cukup lama, hal ini justru menegaskan popularitas produk dan kuatnya demand pasar, mendorong Mitsubishi untuk bekerja keras meningkatkan volume produksi guna memangkas durasi inden bagi konsumen.
