ROCKOMOTIF, Jakarta – Mobil keluarga premium Kia Grand Sedona baru saja dihadirkan dengan pilihan mesin diesel. Versi diesel ini harus menunggu hingga 2 tahun lamanya setelah PT Kia Mobil Indonesia (KMI) meluncurkan versi bensinnya.
Kia Grand Sedona ini perdana hadir di ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2016 silam. Baru di 2018 ini, KMI menghadirkan Grand Sedona bermesin diesel.
Kenapa Kia butuh waktu dua tahun untuk menghadirkan versi diesel? Menurut Harry Yanto GM Business Development PT KMI pihaknya harus melakukan pengujian terhadap bahan bakar solar di Indonesia.
“Karena dulu hanya ada bio solar, Baru-baru ini banyak SPBU yang menjual Pertadex atau Dexlite. Setelah itu ada validasi selama enam bulan. Cocok atau tidak pakai Dexlite, ungkap Harry di Jakarta, Rabu (18/7/2018).
Baca juga: Kia Grand Sedona Diesel Sudah Facelift, Bagaimana Nasib Versi Bensin?
Harry menambahkan jika penyebaran bahan bakar diesel berkualitas ini belum merata. Sehingga KMI harus menunggu dua tahun sampai hari ini meluncurkan Grand Sedona Diesel.
“Kita studi itu sekitar enam bulan. Selama itu digunakan untuk melihat perkembangan solar, sekaligus permintaan konsumen disegmen mesin diesel,” jelasnya lagi.
Bisa Minum Bio Solar?
Kia Grand Sedona mesin diesel untuk Indonesia masih memiliki standar emisi Euro II. Penggunaan bahan bakar minyak (BBM) pun diklaim tidak masalah jika menggunakan solar yang tersedia di pasar.
Namun, Kia tetap merekomendasi konsumen untuk menggunakan solar berkualitas tinggi, agar secara performa dan efisiesni bahan bakar tetap terbaik.
“Kita merekomendasikan menggunakan Pertadex atau sekelasnya. Pakai di bawah itu bisa saja, tetapi pasti ada konsekuensi, seperti performa hingga kualitas oli menurun,” tambahnya.
Menurut Harry, secara umum untuk mesin diesel dengan emisi Euro II menggunakan solar dengan cetan number 54 dan kadar sulfur di bawah 300. Namun, apabila menggunakan di atas itu jauh lebih maksimal lagi.
“Kalau ditanya bisa pakai bio solar, ya kita jawabnya bisa. Tapi ada konsekuensinya. Seperti suara mesin bisa lebih kasar, dan performa jadi berkurang,” tutupnya.