ROCKOMOTIF, Jakarta – Pembalap Honda Racing Indonesia, di awal musim memang telah menegaskan untuk tidak akan menggunakan mesin DOHC sebagai senjata utamanya melawan Toyota Team Indonesia. Namun, seiring berjalannya waktu, putera mendiang Aswin Bahar tersebut, mempertimbangkan menggunakan mesin DOHC untuk di Kejuaraan Nasional Indonesia Touring Car Race (ITCR) Max tahun ini.
Ditemui di sela-sela kegiatan Telkomsel IIMS 2019, Alvin Bahar, mengungkapkan alasannya tersebut. Menurutnya, salah satu hal yang memutuskan untuk menggunakan mesin DOHC juga dipicu ketidakkonsistenan Toyota Team Indonesia di ajang balap ITCR Max.
“Sebetulnya memang enggak kepengen (pakai mesin DOHC). Karena kan menjelang seri pertama itu banyak orang yang ngomong sama saya, mereka kecewa terhadap Toyota Team Indonesia. Maksudnya kecewa itu sudah banyak ngomong tidak akan balapan, tapi kenyataannya balapan juga di Kejurnas ITCR Max. Dari situ ada masukan yang bilang jika Toyota Team Indonesia tidak komitmen dengan ucapannya. Saya juga bisa seperti itu,” jelas Alvin Bahar.
Meski demikian, Alvin Bahar belum memutuskan untuk menggunakan mesin DOHC di seri kedua nanti. Masih ada beberapa hal yang harus ia perhatikan sebelum menggunakan mesin tersebut. Menurutnya, dengan berbekal mesin yang saat ini ia gunakan berteknologi SOHC, tenaga yang dihasilkan juga sudah maksimal. Dan bisa mempertipis jarak dengan Toyota Team Indonesia yang diwakili oleh Haridarma Manoppo dan Demas Agil.
Baca juga: Beli Mobil Honda Apapun Berhadiah Langsung Emas Murni
“Iya karena mobil kita sudah maksimal di mesin ini, sedangkan DOHC itu kan sebenernya beda di atasnya (head cylinder) aja. Single cam (SOHC) dan dua cam (DOHC), untuk bawahnya (engine block) sama. Seri dua masih belum tahu pakai yang mana, karena untuk mengganti mesin DOCH itu kan tidak butuh waktu lama. Tidak perlu develop yang lama juga,” tambahnya.
Salah satu keunggulan apabila Honda menggunakan mesin DOHC adalah kekuatan torsi yang lebih besar dari mesin SOHC. Di samping itu, keuntungan lain yang didapat oleh All New Honda Jazz pacuan Alvin Bahar adalah sistem udara yang masuk lebih besar sehingga mampu mendongkrak tenaga.
“Dengan dua cam itu karakternya beda, intake manifold juga beda. Kalau yang DOCH intake manifold lebih besar, peraturannya adalah kah intake manifold itu standar, kalau yang DOHC lebih besar. Jadi otomatis potensi udara yang masuk akan lebih besar juga dan potensi tenaga lebih besar,” tambah Alvin, Juara Nasional 7 kali ini.
Sebelumnya, perseteruan antara Honda Racing Indonesia dan Toyota Team Indonesia telah berlangsung sengit selama dua tahun terakhir. Toyota Team Indonesia, terus menjadi juara tak terkalahkan di akhir musim, hasilnya, pembalap Haridarma Manoppo sukses mencuri mahkota juara nasional dari tangan Alvin Bahar.
Di awal musim balap 2019, Toyota Team Indonesia sempat berpikir untuk memutuskan mundur lantaran regulasi yang disahkan oleh Ikatan Motor Indonesia (IMI) dianggap berpihak kepada salah satu pihak.