ROCKOMOTIF, Jakarta – Penyebaran virus corona yang terus bertambah, membuat PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) membuat keputusan baru. Penyedia layanan transportasi massal tersebut mulai memberlakukan transaksi non tunai.
Hal ini diambil berdasarkan kebijakan pemerintah yang mendorong untuk setiap orang menjaga jarak atau social distancing. Dalam laman resmi Transjakarta, operator tersebut menyampaikan kebijakan tersebut hanya untuk sementara waktu untuk menekan penyebaran virus corona pada ruang publik.
Baca juga: Transjakarta Tidak Jadi Batasi Jam Operasional
“Pelanggan yang ingin menggunakan layanan Transjakarta untuk memastikan saldo uang elektronik atau kartunya cukup. Bagi yang ingin melakukan isi ulang atau top up bisa menggunakan debit yang dilakukan di halte seperti biasanya, namun hanya berlaku untuk bank tertentu saja seperti Bank BCA, BNI, Mandiri, Bank DKI dan Bank BRI. Bentuk pengisian ulang lain bisa dilakukan melalui mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) atau di minimarket terdekat,” tulis pernyataan tersebut.
Sementara langkah lainnya, Transjakarta juga telah menyediakan hand sanitizer di beberapa shelter yang bisa digunakan oleh pengguna transportasi publik tersebut.
Dengan kondisi seperti sekarang, penyedia layanan tetap memberlakukan SOP yang ketat untuk mencegah penularan Pandemi Corona. Mereka menerapkan frekuensi dan jumlah bus yang beroperasi di setiap rute akan ditingkatkan hingga dua kali lipat dari biasanya, sehingga jumlah penumpang yang naik dalam satu bus dapat dikurangi.
Selain itu, Transjakarta juga dengan berat hati menyampaikan bahwa untuk menghindari desak-desakan di dalam halte, penumpang harus rela mengantre di luar shelter. Hal ini dijalankan guna menjaga jarak aman antar pelanggan dengan jarak satu lengan. Dengan begitu, penyedia layanan berharap penyebaran Pandemi Corona dapat lebih diminimalisir.