Review Mitsubishi Xpander Ultimate; Pantaskah Kehadirannya Mengusik Semua Kompetitornya?

0

ROCKOMOTIF, Bandar Lampung – Mitsubishi Xpander sampai saat ini masih menjadi euforia di Tanah Air. Benarkah rasa berkendaranya sebanding dengan tampangnya yang mampu memikat banyak konsumen? Dan yang pasti pantaskah hadirnya Xpander ini mengusik semua kompetitornya?

Kami mendapat kesempatan untuk menguji small MPV terbaru dari Mitsubishi ini dengan jarak tempuh yang lumayan jauh. Rutenya dari Jakarta menuju ke Bandar Lampung, kira-kira lebih dari 200 km.

Sepertinya soal tampang dan interior Xpander kami tidak perlu lagi menjelaskan secara detil. Toh sudah banyak yang lihat secara langsung atau bahkan mencobanya saat mengunjungi dealer Mitsubishi.

Langsung saja seperti apa sih rasanya naik Xpander. Apa iya Xpander punya rasa berkendara yang lebih baik dari Avanza dan kawan-kawannya? Bener nggak sih penggerak roda depan itu nggak bisa nanjak?

Sekarang kami beberkan langsung perjalanan kami mulai dari Citos, Jakarta Selatan sampai ke Bandar Lampung. Rutenya cukup beragam nih, mulai dari jalan tol JORR sampai ke tol Merak. Terus dari sana naik ke dalam kapal ferry untuk menyeberang ke pelabuhan Bakauheni, Lampung. Dan menyisir jalan dari Lampung Selatan hingga ke kota Bandar Lampung.

Penggerak Roda Depan Susah Nanjak?

Mulai dari jalan tol hingga ke Merak kondisi jalan cukup lancar dan relatif sepi. Tenaga Xpander yang 104 PS dan torsi maksimal 141 Nm pada putaran 4.000 rpm memang bukanlah yang paling besar di kelasnya. Masih ada Honda Mobilio. Tapi bukan juga yang paling rendah. Dan yang penting adalah akselerasinya masih sangat cukup untuk melesat di jalan bebas hambatan.

Baca Juga: Seberapa Irit Konsumsi BBM Mitsubishi Xpander? Ini Hasil Pengujian Kami

Ssssttt, jangan bilang siapa-siapa ya. Bahkan kami bisa mencapai kecepatan nyaris 170 kpj di jalan tol Merak. Kecepatan segitu diraih dengan hanya satu tarikan saja. Cukup injak pedal gas sampai mentok, Xpander pun melesat dengan cepat.

Suara bising mesin pun tidak terlalu mengganggu hingga ke dalam kabin, padahal putaran mesin berada di angka yang cukup tinggi 5.000rpm. Bisa dibilang Xpander memiliki kekedapan kabin yang paling baik di kelasnya.

Masuk ke pulau Sumatera, jalur selepas pelabuhan Bakauheni jauh berbeda dari sebelumnya. Tidak ada jalan tol, hanya jalan propinsi yang cukup untuk dua mobil. Kondisi jalan yang banyak naik turun dan juga kelokan membuat perjalanan menjadi menarik.

Banyak yang bilang jika penggerak roda depan tidak bisa nanjak. Tapi pada Xpander kami membuktikan mobil diisi 4 orang dengan barang bawaan koper penuh di bagasi belakang. Tidak ada masalah bagi Xpander ketika harus menanjak atau bahkan menyusul mobil di depannya saat tanjakan.

Cukup hentak saja pedal gas, mobil pun langsung bereaksi melahap tanjakan dengan cepat. Jika dibandingkan dengan kompetitornya yang menggunakan penggerak roda belakang, sepertinya tidak ada perbedaan yang signifikan.

Jika bertemu dengan tanjakan yang cukup curam, Anda tinggal mainkan tuas transmisi di posisi 2 atau L untuk tanjakan yang lebih berat.

Ground Clearance Tinggi Bikin Pengendalian Limbung?

Ujian sesungguhnya untuk Xpander menjadi nyata ketika bertemu jalan jelek. Racikan suspensi Xpander menurut kami lebih baik dari semua kompetitornya. Banyaknya jalan rusak di sepanjang jalur menuju Bandar Lampung memastikan hal ini. Suspensi Xpander dapat meredam dengan baik ketika bertemu jalan tidak rata atau bahkan lubang sekalipun.

Pengendalian Xpander ketika bertemu tikungan juga patut diacungi jempol. Meskipun memiliki ground clearance yang tertinggi di kelasnya, terutama untuk tipe Ultimate yang mencapai 205 mm. Biasanya ketika mobil dengan ground clearance tinggi akan memiliki pengendalian yang limbung. Hal ini lumrah terjadi pada mobil-mobil SUV.

Tapi tidak pada Xpander, pengendaliannya cenderung stabil ketika bertemu tikungan. Kami juga memacunya dengan kecepatan tinggi, mobil terasa mantap dan membuat kami juga percaya diri berada di balik kemudinya.

Terlebih dengan adanya fitur Active Stability Control (ASC). Yang otomatis bekerja menahan laju mobil jika dalam kondisi yang membahayakan. Gejala body roll memang sedikit terasa, tidak bisa dipungkiri, tapi tidak membuat penumpang di dalamnya menjadi mual atau terganggu.

Memang tidak salah Mitsubishi butuh waktu lama untuk menghadirkan Xpander ke pasar Indonesia. Dengan kompetisi yang begitu ketat, kehadiran Xpander kami rasa sangat pas dan sangat bisa mengusik kompetitornya yang sudah tenang di posisi teratas sekalipun.

Sekarang tinggal bagaimana dengan konsumsi bahan bakar Xpander saat melibas jalur luar kota. Apakah masih bisa mengimbangi kompetitornya? Simak ulasan kami berikutnya.

LEAVE A REPLY