ROCKOMOTIF, Jakarta – Kata siapa mobil otonomos atau mobil tanpa sopir ini adalah mobil di masa depan? Buktinya masih banyak pengujian mobil otonomos ini yang mengakibatkan terjadinya kecelakaan, bahkan sampai menimbulkan korban jiwa.
Ternyata adanya pengaturan lecel atau tahapan pada mobil swakemudi ini malah membingungkan. Hal ini dikemukakan oleh bos Toyota Research Institute yang percaya jika adanya klasifikasi level pada mobil otonomos malah membingungkan.
Memang dalam penggolongan mobil swakemudi atau mobil tanpa sopir ini diharuskan melalui sejumlah tahapan.
Tahapan ini diperkenalkan oleh SAE International pada tahun 2014 dan ada enam level otonom. Mulai dari level 0 di mana hanya ada peringatan untuk pengemudi hingga level 5 yang mobil bisa berkendara tanpa sopir.
Saat ini banyak pabrikan mobil yang melakukan pengembangan hingga tahap level 2 (hands off), level 4 (eyes off) atau level 4 (mind off).
Baca Juga: Seperti Ini Rasanya Menguji Mobil Otonom Di Jalan Raya
Pada level 2 yang didefinisikan sebagai ‘hands off’ di sini adalah pengemudi bisa melepas tangan dari setir, dan mobil bisa melakukan manuver sendiri.
Kemudian level 3 atau eyes off, maksudnya adalah pengemudi bisa tanpa perlu melihat kondisi lalu lintas di depannya. Hingga level 4 atau mind off di mana pengemudi bisa sambil tidur di dalam kabin.
Adanya Level Tidak Membantu
Tapi menurut Gill Pratt selaku bos dari Toyota Research Institute perbedaan antara tiga level ini cukup membingungkan. Sehingga malah membuat pengembangan menjadi sulit.
“Sangat penting untuk tidak salah menilai level berkendara yang dikembangkan oleh tiap pabrikan,” ujarnya kepada Autocar.
Menurutnya mobil otonom dengan level 4 bergantung pada di mana Anda berkendara. Karena mobil otonomos ini berpikir melalui sensor-sensor. Sehingga Anda harus tetap memiliki tanggung jawab untuk selalu waspada.
“Jika Anda punya mobil otonom level 4 yang harus dites dengan adanya personil yang memonitor setiap saat, maka itu bukan benar-benar level 4. Itu masih di level 2. Apa yang diatur dalam tingkatan level ini tidak membantu. Kuncinya adalah berapa situasi yang bisa ditangani oleh teknologi otonomos,” tambahnya.
Baca Juga: Toyota Vios Terbaru Meluncur Harga Naik Belasan Juta
Komentar Pratt ini merefleksikan kebingungan di antara para pemilik mobil di berbagai level.
Contohnya Tesla yang sudah memperkenalkan Model S dengan level 2. Tapi nyatanya masih banyak terjadi kecelakaan di jalan raya. Di maan penyebabnya adalah karena ketidaksiapan pengemudi untuk mengambil kembali kontrol terhadap mobilnya.
Nah siapa yang masih bingung nih sama istilah tahapan atau level pada mobil swakemudi ini? Untungnya di Indonesia mobil kaya gini masih lama masuknya.
Soal mobil hybrid saja sampai sekarang masih belum jelas aturannya. Apalagi sampai masalah mobil tanpa sopir. Makin banyak pengangguran dong nanti.