ROCKOMOTIF, Jakarta – Renault Kwid, siapa yang tahu mobil kecil ini? Pasti tidak banyak yang tahu karena memang mobilnya tidak istimewa. Modelnya pun bisa dibilang biasa saja, dan spesifikasinya pun sesuai dengan harganya yang cukup murah.
Untuk itu, Renault harus putar otak bagaimana cara menjual Kwid di Tanah Air. Kesulitannya adalah harga Kwid ini head-to-head dengan mobil-mobil LCGC. Selain itu, Renault juga hanya memasarkan Kwid dengan transmisi manual di Tanah Air.
Melalui agen pemegang merek (APM) Renault baru, yakni Maxindo Renault Indonesia (MRI), city car Kwid pun dipastikan akan memiliki pilihan transmisi otomatis. Langkah tersebut dilakukan untuk kembali menggairahkan penjualan Renault di pasar otomotif Indonesia.
Davy J Tuilan, Chief Operating Officer (COO) PT MRI menjelaskan, produk yang akan diluncurkan di Indonesia kurang lebih sama seperti yang sudah dilakukan oleh APM sebelumnya. Tetapi ada beberapa yang berbeda, termasuk menjual MPV 7-penumpang.
“Kalau Kwid selain nanti tampilannya baru, juga kita akan hadirkan yang versi matiknya,” kata Davy belum lama ini di Jakarta.
Menurut Davy, meskipun penjualannya kurang begitu bagus, tetapi RMI masih percaya diri menjual Kwid di Indonesia. Bahkan, kesalahan utama ketika itu, tidak tersedia pilihan transmisi matik.
“Kalau masyarakat Indonesia, terutama di kota besar memilih versi matiknya, kalau tidak ada yang matik bagaimana mau laris model itu. Pemilihan strategi seperti itu yang akan kita ubah agar bisa lebih baik lagi,” tutur Davy.
Meski begitu, Davy masih belum bisa memastikan kapan waktu peluncuran Kwid bertransmisi matik. Sekarang ini sedang fokus mengembangkan jaringan penjualan, dan pastinya mengikuti pameran otomotif di Indonesia.
Penjualan Renault Kwid sendiri sejak pertama kali diluncurkan akhir tahun 2016, sampai sekarang masih belum maksimal. Berdasarkan data wholesales Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) sepanjang 2017 hanya terjual 163 unit.