ROCKOMOTIF, Bali – Pulau ikonik di sisi timur Indonesia, Bali, terkenal dengan kreatifitasnya dalam bidang seni. Hal tersebut yang disorot oleh Dodi Irhas, tim penilai Suryanation Motorland saat menjadi juri pada event yang digelar akhir pekan lalu (28/9).
Oleh sebab itu, Dodi Irhas, punggawa Dodi Chrome Cycles sedikit memberikan saran kepada para builder di Pulau Dewata tersebut. Terlebih Bali memang dikenal dengan nilai seninya yang begitu kuat dibandingkan wilayah lain di Indonesia.
“Saya masih belum melihat sebuah motor yang muncul original, tidak melihat contoh dari luar. Bali kan terkenal dengan seninya yang kuat, jadi seharusnya bisa berimprovisasi untuk menciptakan desain yang berbeda dan berkarakter Bali,” jelas Dodi.
Baca juga: Suzuki GSX 250 Kustom Curi Perhatian Juri Suryanation Motorland 2019
Meski keberadaan Pulau Bali sudah menyatu dengan budaya yang begitu heterogen lantaran banyak turis mancanegara yang berseliweran, tapi menurut Dodi, builder Bali tidak boleh terintimidasi dengan budaya yang dibawa oleh mereka. Sebab, salah satu poin penting yang menjadi penilaian pada custom culture adalah menjaga konsep originalitasnya.
“Jadi Bali tidak terintimidasi oleh budaya luar walaupun dikelilingi budaya luar. Saya berharap kedepan bisa lebih berkarakter pada desain. Jadi berkarakter dengan budaya Bali pada motornya itu sendiri,” saran Dodi.
Bahkan, ia sedikit memberikan kisahnya beberapa waktu silam saat acara Solidaritas untuk Bali pada 2004. Saat itu, ia datang ke Bali dengan membawa satu unit motor kustom yang modifikasinya tidak terlalu mayor, tapi memiliki sebuah pesan yang tersirat di dalamnya.
“Pada tahun 2004 waktu ada acara solidaritas di Bali, saya datang dengan membawa motor custom yang tidak banyak modifikasinya. Tapi di sisi lain, pengaplikasian painting bisa banyak bercerita tentang bagaimana Bali dengan adat istiadatnya di era globalisasi,” kenang Dodi.