ROCKOMOTIF, Jakarta – Akibat adanya pandemi Covid-19 ini, semua terkena dampaknya tanpa pandang bulu. Di industri otomotif terutama roda dua pun mengalami penyusutan penjualan. Apalagi ditambah dengan lembaga pembiayaan atau leasing memperketat seleksi untuk kredit motor.
Akibatnya orang yang mau beli motor secara kredit jadi lebih susah, pilihannya hanya bisa beli tunai kalau mau cepat. Hal ini diungkapkan oleh jajaran direksi PT Astra Honda Motor (AHM) saat menggelar halal bihalal secara online dengan awak media, Kamis (11/6).
Menurut Johannes Loman selaku Executive Vice President AHM mengakui jika penjualan sepeda motor mengalami penurunan signifikan akibat pandemi. Ia mengatakan menurut data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia atau AISI memperkirakan penjualan merosot hingga 40-46 persen.
Loman menjelaskan jika terpuruknya penjualan sepeda motor ini juga ditunjang dengan kondisi lembaga pembiayaan yang juga menyusut. Dirinya mengatakan jika selama ini yang mendominasi penjualan motor Honda adalah 70 persennya dari penjualan kredit.
Baca juga: Honda Revisi Tampilan Skutik Vario Ditengah Pandemi
Sementara itu Thomas Wijaya selaku Direktur Marketing AHM juga menambahkan jika sekarang ini pembelian motor dengan pembayaran cash atau tunai sudah setara dengan pembayaran kredit.
“Kalau sebelum pandemi itu pembelian motor dengan sistem kredit mencapai 65 hingga 70 persen. Namun beberapa bulan ini, pembayaran cash setara dengan kredit. Jadi 50 banding 50 persen,” kata Thomas.
Thomas menambahkan selain karena pandemi yang membuat daya beli masyarakat menurun juga karena pihak leasing menaikkan jumlah uang muka.
“Kalau dulu pas normal, untuk kredit kendaraan hanya butuh uang muka 10 sampai 15 persen. Tapi kan karena kondisinya sekarang seperti ini, jadi pihak leasing juga perlu menjaga keutuhan perusahaannya. Jadi sekarang itu untuk kredit, uang mukanya 15 hingga 20 persen. Bahkan beberapa ada yang di atas 20 persen,” jelasnya.
AHM sendiri yang menguasai lebih dari 70 persen market share sepeda motor di Indonesia juga harus mengalami penurunan target. Menurut Thomas, dengan adanya revisi dari AISI maka mau tidak mau AHM juga merevisi target mereka untuk tahun ini.
“Kita juga terpaksa mengoreksi target penjualan untuk tahun ini. Kalau awal tahun target kita 4,8 juta unit setahun, sekarang harus kita koreksi sekitar 2,8-3 juta unit motor pertahun. Ini inline dengan dampak di pasar,” tambah Thomas.
Sementara itu Loman mengajak untuk semua sektor yang terkait dengan industri sepeda motor bisa saling bahu membahu dalam menghadapi kondisi pandemi ini. “Saat ini kita menjaga suplayer dan jaringan termasuk lembaga pembiayaan agar tetap bisa survive,” tutupnya.