ROCKOMOTIF, Jakarta – Era elektrifikasi yang kini menyengat seluruh belahan dunia, membuat Thailand mengambil langkah baru. Mereka sudah menargetkan bahwa mulai 2035, Thailand stop jual mobil mesin konvensional mulai 2035.
Langkah ini diambil untuk mempercepat eksistensi mobil listrik di negeri Gajah Putih tersebut. Di samping itu, keinginan Thailand stop jual mobil mesin konvensional ini juga dikarenakan mereka tidak ingin melewatkan pasar yang begitu besar akan potensialnya. Dalam hal ini, mereka tidak ingin kehilangan momen tersebut.
Melalui keterangannya, Penasihat Komite Kebijakan Nasional Kementerian Energi Thailand, Kawin, Thangsupanich, mengatakan mereka juga berambisi untuk menjadi pusat produksi karena pihaknya memiliki banyak sumber daya yang menjanjikan.
“Kami bisa melihat dunia sedang menuju ke arah itu (elektrifikasi), jadi kami harus bergerak cepat. Kami ingin menangkap pertumbuhan pasca pandemi, dan kami berambisi untuk menjadi pusat produksi karena kami sudah memiliki rantai pasokan yang ada,” jelas Kawin Thangsupanich.
Baca juga: Mobil Listrik Ferrari Siap Meluncur 2025
Sebagai langkah konkrit terkait Thailand stop jual mobil mesin konvensional adalah mereka akan menetapkan sebanyak 50 persen dari semua pendaftaran mobil baru harus mengusung sistem elektrifikasi. Hal tersebut akan meningkatkan sebesar 30 persen dari jumlah yang ditetapkan sebelumnya. Negara Gajah Putih ini memang sudah berencana untuk menghadirkan 750.000 mobil listrik pada 2030 mendatang.
Di samping itu, langkah strategis yang akan dipakai untuk Thailand stop jual mobil mesin konvensional adalah dengan menghadirkan insentif pajak. Membangun infrastruktur yang sesuai serta mengembangkan regulasi yang mendorong manufaktur mobil listrik serta memberikan insentif kepada konsumen agar meningkatkan stimulus mereka terkait mobil listrik.
Meski saat ini populasi mobil listrik di Thailand masih sebesar 1 persen, namun Ketua Kehormatan Asosiasi Kendaraan Listrik Thailand, Yossapong Laoonual, mengatakan langkah Thailand stop jual mobil mesin konvensional dan menuju elektrifikasi akan meningkatkan investasi dari pabrikan otomotif.
“Kalau kita biarkan adopsi mobil listrik terjadi secara alami, bisa jadi butuh waktu yang lama. Sebagai produsen, penetapan target yang jelas membuat negara lebih menarik untuk investasi,” tandasnya.