ROCKOMOTIF, Jakarta – Sebagai salah satu cara untuk memikat konsumen, VinFast Indonesia menawarkan sistem langganan atau subscription dengan biaya langganan baterai yang lebih efisien kepada konsumennya.
Tidak hanya berbeda dari pabrikan otomotif lainnya, sistem tersebut juga tentunya akan membuat konsumen lebih hemat dalam hal pembelian mobil listrik. Hal ini dikarenakan dapat memangkas harga pembelian unit dan dana operasional secara bulanan.
Menelisik informasi biaya langganan baterai yang diberlakukan oleh VinFast untuk model VFe34, besarannya adalah mulai dari Rp1,5 juta per bulan untuk jarak hingga 3.000 kilometer. Sedangkan untuk daya jelajah di atas 3.000 kilometer, mereka harus menyiapkan dana senilai Rp2,6 juta per bulan.
“Ketentuan ini memastikan bahwa gabungan dana berlangganan dan pengisian daya tetap jauh lebih rendah dibandingkan mengoperasikan mobil berbahan bakar bensin di segmen yang sama bagi pemilik mobil listrik,” jelas CEO VinFast Indonesia, Tran Quoc Huy, dalam keterangan resminya.
Berdasarkan laporan tahun 2022 oleh Cornwall Insight, menunjukkan bahwa harga subscription tersebut dapat memangkas pengeluaran di awal sekitar 30 persen dari total harga kendaraan listrik itu sendiri.
Tidak hanya itu, dari biaya langganan baterai ini juga akan mendapatkan membebaskan stigma terkait penurunan kualitas produk dan biaya kepemilikan. Di samping itu, jika kualitas komponen tersebut telah turun di bawah 70 persen dari kapasitas aslinya, maka akan mendapatkan penggantian secara gratis. Tentunya, ini akan memberikan keuntungan dan ketenangan kepada pemilik mobil listrik.
Tran Quoc Huy optimis bahwa ketentuan langganan baterai akan memungkinkan produsen mobil Vietnam ini mempertahankan kinerja penjualan yang optimal dan menghasilkan nilai jual yang lebih tinggi untuk kendaraannya.
“Dengan memperkenalkan ketentuan langganan baterai ini, kami berharap dapat menciptakan pengalaman kepemilikan mobil yang lebih stabil. Sistem ini juga memiliki potensi membuat kendaraan VinFast lebih menarik bagi pelanggan yang khawatir tentang retensi nilai mobil listrik dalam jangka panjang,” pungkasnya. (*)