ROCKOMOTIF, Jakarta – Model Mini Cooper EV yang diproduksi pada rentang waktu 21 Maret 2019 hingga 25 Januari 2024, terpaksa direcall oleh pabrikan karena komponen baterai yang bermasalah. Bahkan, disebutkan dalam laporan Carscoops hal tersebut berpotensi menjadi penyebab kebakaran.
Adapun jumlah pasti dari model yang direcall tersebut sebanyak 12.535 unit, di mana baterai bertegangan tinggi tersebut bisa menyebabkan korsleting dan sangat berpotensi untuk terbakar. Oleh karena itu, mengingat betapa krusialnya masalah tersebut, konsumen diharapkan bisa melakukan pengecekan ke bengkel resmi terdekat.
Dalam siaran resminya, produsen tersebut menyebutkan kerusakan pada baterai Mini Cooper EV ini berspesifikasi tegangan tinggi yang dapat menyebabkan panas berlebih dan hal tersebut dikhawatirkan menjadi pemicu kebakaran. Adapun yang lebih parah lagi, kondisi tersebut tidak hanya bisa terjadi ketika mobil dijalankan, namun ketika terparkir pun bisa terjadi.
Pertama kali model ini mengalami masalah ditemukan pada Oktober 2023 lalu, pada sasat itu satu unit yang terbakar berada di Amerika Serikat. Pada Januari 2024, model lain pun mengalami permasalahan yang sama, dan kejadian tersebut terjadi di Jerman. Meski hal ini cukup parah, namun sampai saat ini belum ada informasi terkait kecelakaan atau konsumen yang cidera akibat permasalahan tersebut.
Beruntungnya, Mini Cooper EV yang berdampak tadi bisa dilakukan tanpa melakukan perbaikan mekanis. Produsen akan melakukan diagnosis terlebih dahulu dan akan memberikan update terbaru pada software. Dengan diagnosis tersebut, teknisi dapat melihat apakah ada potensi malfungsi pada baterai atau tidak.
Selain itu, dari pemantauan tersebut baterai yang semula masih memiliki daya akan segera dikosongkan, untuk memastikan tidak ada lagi panas berlebih dari komponen tersebut.
Investigasi pun telah dilakukan sejak April hingga Juli lalu, dan pengumuman recall ini telah diumumkan sejak 8 Agustus 2024 lalu sehingga pemilik bisa langsung melakukan pengecekan untuk keselamatan. (*)