ROCKOMOTIF, Jakarta – Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), mengharapkan penjualan mobil baru tahun 2025 akan mengalami peningkatan.
Hal ini bukan tanpa alasan, sebab, di tengah isu kelesuan daya beli masyarakat terhadap sektor otomotif, Cyrillus Harinowo, Ekonom Senior sekaligus Komisaris BCA menyampaikan bahwa sektor ini masih mencatatkan pertumbuhan yang cerah.
Meskipun saat ini penjualan mobil baru mengalami sedikit stagnansi untuk mencapai target satu juta unit, namun hal tersebut masih terlihat cerah bila dengan memperhatikan beberapa aspek.
“Indonesia itu dibandingkan dengan negara-negara G20, mengalami pertumbuhan ekonomi
yang masih tinggi dibandingkan India dan Singapore. Jadi, kalau kita lihat industri otomotif ini memiliki pertumbuhan yang masih very bright apalagi dengan adanya energi hijau, seperti keberadaan kendaraan listrik,” tutur Cyrillus, dalam acara Outlook Otomotif 2024: Mengakhiri One Million Trap, Menyongsong Era Rendah Emisi, yang digelar Viva pada Rabu (4/9) malam.
Senada dengan Cyrillus, Asisten Deputi Pengembangan Industri Kementerian Koordinator
Perekonomian, Ekko Harjanto, menambahkan untuk bisa meningkatkan penjualan mobil baru pada 2025, ada beberapa strategi yang bisa dilakukan untuk mengatasi One Million Trap tersebut.
“Pemerintah memberikan relaksasi PPnBM untuk kendaraan tertentu, terutama yang ramah
lingkungan seperti Low Carbon Emission Vehicle (LCEV) dan Battery Electric Vehicle (BEV).
Langkah ini diharapkan dapat menurunkan harga jual kendaraan sehingga lebih terjangkau bagi konsumen,” jelasnya.
Guna menambah penjualan mobil baru tahun 2025 mendatang, Kukuh Kumara, selaku Sekretaris Umum GAIKINDO, juga berharap ada peran aktif dari para produsen otomotif untuk memperluas portofolio produk mereka untuk menarik minat masyarakat.
“Tidak hanya itu, produsen juga didorong untuk memproduksi kendaraan yang sesuai dengan kebutuhan pasar di luar Jawa, di mana pertumbuhan permintaan terus meningkat,” katanya.
Sebagai salah satu langkah konkrit dari pemerintah untuk kembali meningkatkan jumlah penjualan mobil baru, regulasi berupa insentif untuk Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) dan PPnBM, Bea Masuk 0 Persen untuk mobil impor dengan komitmen perakitan lokal dan tax allowance.
Berdasarkan tren terbaru menunjukkan pergeseran permintaan kendaraan dari Jawa-Bali ke wilayah luar Jawa. Pangsa pasar luar Jawa meningkat dari 38% pada 2019 menjadi 62% pada 2024. Ini memberikan peluang besar bagi produsen untuk memperluas distribusi dan penetrasi di daerah-daerah yang sebelumnya kurang terlayani.
Lebih lanjut, Pemerintah juga perlu mengintensiean kampanye bangga buatan Indonesia untuk meningkatkan preferensi masyarakat terhadap kendaraan buatan dalam negeri. Program ini bertujuan meningkatkan volume penjualan kendaraan domestik, terutama di segmen menengah dan entry-level. (*)