ROCKOMOTIF, Jakarta – Suzuki e-Address menjadi motor listrik pertama yang berhasil dirilis oleh jenama asal Jepang tersebut. Kehadirannya ini menghentak gelaran Bharat Mobility Global Expo 2025 yang berlangsung di New Delhi, lantaran ini menjadi model yang begitu ditunggu-tunggu oleh penggemar otomotif.
Bicara mengenai tampilannya, secara keseluruhan skuter entry level tersebut masih mengadopsi versi konvensional dari model Address dengan detail yang lebih menarik. Namun, yang paling membedakan antara model ini dengan versi listrik adalah powertrain yang tidak lagi menggunakan mesin pembakaran internal, melainkan dibekali baterai secara penuh.
Menyoal spesifikasi yang diboyong, Suzuki e-Address dibekali baterai lithium-ion LFP dengan kapasitas 3,07 kWh dan mampu menghasilkan tenaga 5,5 hp dengan torsi puncak 15 Nm. Untuk pengisian baterai hingga penuh, waktu yang dibutuhkan adalah 6,7 jam dengan menggunakan sumber listrik dari rumah tangga.

Sementara itu, sistem penggeraknya menggunakan sistem yang menyerupai CVT pada skuter matik konvensional. Namun pada model ini, pabrikan telah membekalinya dengan tambahan fitur regenerative braking yang mengkonversi panas dari sistem pengereman untuk mengisi ulang baterai.
Terkait kemampuan jelajahnya, dengan kapasitas baterai yang tergolong simple, Suzuki e-Address ini dapat menempuh jarak hingga 90 kilometer dalam sekali pengecasan baterai sampai penuh. Tidak sebatas itu, untuk memberikan kenyamanan kepada konsumen, terkait akomodasi untuk menampung barang bawaan bisa ditempatkan di bagian bagasi dengan besaran 17 liter yang berada di bawah jok.
Motor listrik pertama dari Suzuki ini juga menghadirkan teknologi ciamik dengan hadirnya dashboard TFT multi-color yang terkoneksi dengan smartphone dan dibekali Smartkey, Mode Mundur, serta sistem pencegahan pengisian daya berlebih saat pengecasan.
Meski model ini sudah menampakkan diri secara penuh di pameran otomotif tersebut, tetapi pabrikan belum memberikan informasi mengenai harga yang dibanderol untuk Suzuki e-Address tersebut. Kira-kira, kalau masuk Indonesia bakalan dipatok berapa ya harganya? (*)