ROCKOMOTIF, Jakarta – PT Honda Prospect Motor (HPM) mengakui bahwa penjualan wholesales pada semester I/2018 mengalami penurunan, jika dibandingkan dengan tahun lalu di periode yang sama. Tahun ini untuk Januari-Juni 2018 Honda hanya menjual 76.694 unit.
Penurunan tersebut, dijelaskan Marketing & After Sales Service Director PT Honda Prospect Motor (HPM) Jonfis Fandy karena kondisi perekonomian Indonesia, hingga faktor lain seperti nilai tukar dollar AS yang terus menguat terhadap rupiah.
Meski begitu, merek otomotif asal Jepang itu masih merasa optimistis bahwa penjualan sampai akhir tahun ini sesuai dengan target yang telah ditentukan. Faktor utama, karena hadir beberapa model baru, termasuk Brio.
Baca juga: Nusantara Kapok Jualan Ford, Sekarang Buka Diler Honda
“Brio itu menjadi tulang punggung penjualan kami. Sekarang ini selalu terbesar penjualannya. Maka kalau tidak ada model ini, kami tidak bisa seperti sekarang,” tutur Jonfis di Bekasi, belum lama ini.
Berharap Lebih Dari 4 Ribu Unit Per Bulan
Brio terbaru, ungkap Jonfis secara target pastinya belum bisa diinformasikan. Tetapi, bicara kapasitas produksi sekitar 4.000-an unit per bulan, hadirnya generasi terbaru ini diyakini penjualan bisa lebih dari itu.
“Untuk awal-awal mungkin bisa lewat dari 4.000 unit per bulan. Kami sudah siapkan itu, dan seterusnya kami yakin juga penjualannya akan stabil di angka 4.000-an unit satu bulannya,” kata Jonfis.
Padahal harga Honda Brio generasi kedua sudah lebih mahal Rp 6,5 juta hingga Rp 10 juta dari generasi pertama. Karena kondisi dollar AS yang terus menguat terhadap rupiah, maka tidak menutup kemungkinan banderol city car Honda itu akan naik lagi.
Pihak Honda hanya bisa berharap, kondisi dollar AS terus membaik terhadap rupiah. Sehingga tidak ada lagi kenaikan harga untuk semua mobil dan daya beli masyarakat kembali pulih.