Indonesia Menuju Otomasi Industri Otomotif

0
Otomasi Robot Xpander

ROCKOMOTIF, Jakarta – Kehadiran robot dalam industri otomotif di Tanah Air, menjadi salah satu hal yang menarik untuk dibahas. Ini adalah salah satu komponen penting dalam era Industri 4.0, di mana peran manusia nantinya akan digantikan oleh robot.

Setidaknya, pada pasar otomotif Tanah Air, robot tersebut sudah diaplikasikan oleh produsen otomotif yang memiliki pabrik di Tanah Air. Tentunya, kehadiran hal tersebut menjadi salah satu tujuan yang disasar oleh Universal Robots, pemain robot global yang baru saja menginjakkan kakinya di Tanah Air.

Lewat diskusi pintar yang diadakan Forum Wartawan Otomotif Indonesia (FORWOT) (15/8), Kukuh Kumara, Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), mengatakan di Tanah Air sendiri banyak produsen yang telah mengaplikasikan robot tersebut.

Baca juga: Soal Mobil Listrik Pemerintah Minta Baterainya Diproduksi di Indonesia

“Industri otomotif Indonesia makin kompetitif daya saingnya, karena sudah banyak menggunakan teknologi robot. Namun, memang proses adopsinya dilakukan secara bertahap. Karena tetap juga dihitung nilai keekonomiannya saat digunakan dalam satu tahapan produksi kendaraan,” ujar Kukuh dalam diskusi pintar Forum Wartawan Otomotif Indonesia (Forwot) bertajuk Peningkatan Daya Saing Industri Otomotif Indonesia Menuju Era Otomotif 4.0 di Jakarta.

Universal robot

Sakari Kuikka, General Manager Universal Robots, mengatakan potensi pasar Indonesia menjanjikan. Karena rasio penggunaan robot di industri manufaktur  Indonesia secara keseluruhan masih rendah. Rasionya, 5 robot per 10 ribu karyawan. Artinya 5 robot dioperasikan oleh 10 ribu karyawan. Sedangkan negara lain rasionya lebih tinggi, seperti Singapura yang memiliki rasio 658 robot per 10 ribu karyawan. Bahkan rata-rata dunia rasio penggunaan robotnya 85 per 10 ribu karyawan.

Baca juga: Presiden Jokowi Akhirnya Mengesahkan Perpres Mobil Listrik

“Rasio penggunaan robot Malaysia dan Thailand lebih tinggi dibandingkan Indonesia, yakni 40-50 robot per 10 ribu karyawan. Negara lain, seperti Filipina dan India, berada satu level dengan Indonesia dengan rasio 3-4 robot per 10 ribu karyawan,” ujarnya.

Melihat target yang telah dicapai oleh pasar otomotif Indonesia yang terus tumbuh. Salah satu pembicara, Agus Thajajana, pengamat otomotif yang juga Ketua Persatuan Insinyur Indonesia Bidang Industri Otomotif periode 2015-2018, menambahkan untuk mengejar volume serta kualitas, penerapan robotic di industri otomotif, sudah harus menyerap lebih banyak lagi.

“Bila harus diproduksi lebih dari 500 unit mobil per hari, untuk menjamin kualitas pekerjaan yang sama, hanya bisa dikerjakan oleh robot,” pungkas Agus Thajajana yang juga menjadi komisaris di PT Inalum (Persero).

LEAVE A REPLY