DFSK Tunggu Beberapa Hal untuk Bisa Jualan Mobil Listriknya

0
dfsk glory e3

ROCKOMOTIF, Jakarta – Setelah diperkenalkan pada gelaran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) beberapa waktu lalu, PT Sokonindo Automobile, kembali memboyong mobil listriknya DFSK E3 pada gelaran Indonesia Electric Motor Show (IEMS) yang berlangsung di Balai Kartini, Jakarta, 4-5 September 2019.

Meski demikian, DFSK masih harus mengkaji beberapa hal sebelum menjual mobil tersebut di pasar otomotif Tanah Air. Beberapa kompetitornya, bahkan sudah merilis harga resmi yang mereka pasarkan. Sehingga, bagi konsumen yang ingin membeli mobil listrik, bisa menyiapkan mahar yang pas untuk meminangnya. Tapi hal tersebut masih belum diumumkan oleh DFSK.

Melalui Ricky Humisar Siahaan, Deputy Product Division Head PT Sokonindo Automobile, mengungkapkan alasan pihaknya belum bisa menjual produknya, terlebih alasan mereka belum menetapkan harga untuk DFSK E3.

Baca juga: Begini Cara Merasakan Sensasi Mesin Turbo di DFSK Glory 560

“Kalau di Cina, lihat dari websitenya itu all ready launch dengan harga hingga 200 ribuan Yuan (setara 400 jutaan dengan nilai kurs 1 Yuan = Rp 1.982). Itu dengan regulasi di sana, kalau di sini (Indonesia) bisa saja (memiliki) perbedaan harga,” jelas Ricky di Jakarta.

Sementara itu, mengenai kapan mobil DFSK E3 mulai bisa dijual, Ricky, menjelaskan tidak menutup kemungkinan pihaknya baru bisa membuka keran pemesanan pada tahun depan. Karena pada dasarnya, semua hal sudah dipersiapkan.

Baca juga: Plus Minus Sebelum Meminang DFSK Glory 560

“Kita juga tidak menutup kemungkinan (bisa dijual tahun depan), kita juga sebenarnya sudah ready. Tapi, kita kalau mau jual mobil bukan hanya iya ini kita suplai, tapi kita kan mau membantu program pemerintah. Programnya apa, pengin kuantiti? Di indonesia ini besar, pada saat kita mau jual otomatis ada namanya identitas si mobil atau VIN number. Untuk mendapatkan itu harus uji tipe di Kemenhub, lalu ada kemudian ada lanjutannya diatur kemudian (keluar) insetifnya. Kalau semuanya sudah diatur ya kita bisa jualan,” beber Ricky.

Sedangkan dukungan insentif yang diberikan pemerintah, nantinya akan berpengaruh pada nilai jual kendaraan tersebut. Sementara itu, masih menurut Ricky, karena insentif dari pemerintah belum keluar, sehingga harga jualnya melambung tinggi, dan itu berpengaruh pada nilai penjualan.

“Memang sudah ada yang menjual, tapi belum ada insentifnya. (Sehingga) Harganya selangit dan penjualan (juga) akhirnya tidak banyak,” pungkasnya.

LEAVE A REPLY