Gaikindo: Mobil Listrik Itu Belum Sepenuhnya Ramah Lingkungan

0
mobil listrik
Bikin mobil listrik itu tidak mudah dan Indonesia jangan cuma jadi tukang jahit saja

ROCKOMOTIF, Jakarta – Tarik ulur antara pemerintah dan juga industri mengenai mobil listrik tak kunjung usai. Sampai saat ini, belum ada peraturan yang diteken oleh Presiden Joko Widodo mengenai nasib mobil listrik ini.

Banyak yang menilai jika mobil listrik ini akan membuat berkurangnya polusi udara di Indonesia, terutama di kota besar. Tapi apakah Anda tahu efek samping dari mobil listrik yang berpeluang mencemari lingkungan lebih berat lagi?

Menurut Yohanes Nangoi selaku Ketua Umum Gaikindo peranan mobil listrik ini hanya memberikan keuntungan yaitu tidak ada emisi gas buang dan tidak perlu bahan bakar fosil.

“Tapi efek negatifnya lebih bahaya, karena baterai yang digunakan mobil listrik ini setelah 10-15 tahun harus didaur ulang,” ujar Nangoi saat jumpa pers GIIAS 2018 di Jakarta, Selasa (22/5).

Nangoi menambahkan masalah daur ulang baterai ini tidak mudah. Dan sampai saat ini belum banyak negara yang bisa melakukan hal itu.

Baca Juga: Mobil Listrik Akan Lebih Murah Dari Mesin Konvensional Pada 2025

“Daur ulang ini juga tidak sembarangan. Di mana baterai yang tidak terpakai tersebut dikubur atau dikumpulkan disuatu tempat itu tidak boleh. Tetapi prosesnya adalah didaur ulang diproses diuraikan untuk dimanfaatkan lagi atau diuraikan agar tidak beracun,” jelasnya.

Jangan Jadi Tukang Jahit Saja

Gaikindo sebenarnya tidak anti dengan mobil listrik, namun pemerintah harus benar-benar memikirkan langkah yang tepat. Agar nantinya Indonesia tidak hanya sekedar menjadi penjahit saja.

“Sekarang baterai untuk mobil listrik masih impor, terus motor penggeraknya juga impor. Lalu Indonesia hanya kebagian jadi tukang rakit saja?” tegas Nangoi.

Lebih lanjut Nangoi menjelaskan langkah pemerintah untuk menuju ke kendaraan listrik sudah bagus. Bahkan sudah ada cetak birunya.

“Indonesia mau bikin listrik, boleh. Tapi indonesia harus bikin dulu yang namanya baterai,”

Baca Juga: Era Kendaraan Bensin Dengan Standar Euro 4 Dimulai Dari GIIAS 2018

Menurut Nangoi, memproduksi baterai sendiri jauh lebih baik ketimbang mengimpor baterai dari luar negeri. Memang tidak murah biayanya tapi tentu lebih efektif.

“Jangan sampai kita cuma menjadi tukang jahit mobil listrik, semua kita impor dari luar. Sedangkan industri yang sudah ada kita matikan begitu saja,” tutup Nangoi.

LEAVE A REPLY