ROCKOMOTIF, Tokyo – Pabrikan Jepang, Nissan mengakui jika perusahaan terlalu fokus dengan model yang itu-itu saja selama bertahun-tahun. Akibatnya perusahaan merugi dengan tetap mempertahankan model yang terlalu lama dan tidak laku di pasaran.
Nissan memang sedang mengalami periode yang buruk, terutama di Eropa yang mengalami penurunan penjualan dari 566.191 unit pada 2017 menjadi 394.091 di 2019. Dalam wawancaranya dengan Car Magazine, Nissan Global COO Ashwani Gupta menjelaskan apa yang salah dengan perusahaannya ini.
“Kami terlalu cepat berkembang di pasar global, dengan harapan pasar otomotif global akan terus berkembang dan penjualan kami akan membaik. Tapi kedua hal ini tidak terjadi,” ujarnya seperti dilansir oleh Carscoops.
“Ketika kami sadar semuanya sudah terjadi, dan hasilnya kami bertahan dengan model yang sudah basi. Banyak sekali line-up yang tidak bisa bersaing di pasar. Semua ini bergantung pada investasi, kalau Anda tidak punya modal maka tidak punya model baru. Ini adalah lingkaran setan. Jadi Nissan berkata: mari berpikir rasional.”
Baca juga: Nissan Resmi Rilis Magnite untuk Pasar Indonesia, Apa Keunggulannya?
Sekarang untuk dapat bertahan, Gupta berambisi untuk memutarbalikan kenyataan ini dengan menutup pabrik yang tidak menguntungkan demi memangkas biaya produksi. Seperti pabrik di Spanyol dan Indonesia yang sudah ditutup, dan juga seluruh produksi Datsun di Rusia tidak dilanjutkan.
Nissan akan bersama dengan Renault untuk fokus di pasar yang memang menguntungkan, seperti Amerika Serikat, China, dan Jepang.
“Di Amerika, market kamu lebih dari 7 persen, di Jepang dan China lebih dari 10 persen. Untung? Ya di China dan Jepang, tapi di Amerika kami berpotensi untuk itu.”
Sementara untuk pasar Eropa, Nissan akan fokus dengan model crossover mereka. Seperti Qashqai, Juke, dan X-Trail. Mereka juga akan memperkenalkan teknologi baru, seperti elektrifikasi dan juga teknologi autonomos dan sistem konektivitas.
Baca juga: Ditengah Pandemi Corona, Nissan Hentikan Operasi di Indonesia
Lantas bagaimana di Indonesia? Sepertinya Nissan sudah tidak mengganggap Indonesia sebagai pasar yang potensial lagi. Toh sekarang, Nissan Motor Indonesia sudah tidak ada lagi dan diganti dengan distributor tunggal melalui Indomobil Group.
Produk Nissan di Tanah Air pun sekarang hanya mengandalkan aliansi dengan Mitsubishi. Yaitu Nissan Livina yang masih satu produksi dengan Xpander. Sisanya, bisa dihitung dengan jari penjualannya. Produk barunya pun belum bisa terlihat apakah bisa diterima oleh konsumen Indonesia.