Pertumbuhan Kendaraan Listrik di Indonesia Terhambat Masalah Ini

0
pertumbuhan kendaraan listrik populix

ROCKOMOTIF, Jakarta – Pertumbuhan kendaraan listrik di Indonesia memang menunjukkan tren positif, namun ternyata masih banyak masalah yang menghambat bertumbuhnya pengguna mobil dan motor listrik di Tanah Air.

Salah satu faktor yang menjadi penghambat adalah isu baterai dan juga infrastruktur pengisian daya.

Hal ini diungkapkan oleh lembaga riset Populix yang melakukan penelitian berjudul “Electric Vehicle Dynamics: Unveiling Consumer Perspectives and Market Insights”. Dalam hasil penelitian ini mengungkapkan beberapa kekhawatiran utama konsumen EV di Indonesia.

Baca juga: Sedan Sport Listrik Neta Menggoda Konsumen Indonesia

Pertama adalah kekhawatiran dengan sisa baterai selama perjalanan (65%), di mana konsumen cemas kehabisan baterai di tengah perjalanan, terutama saat bepergian jauh.

Kekhawatiran kedua adalah kapasitas jarak tempuh terbatas (61%), konsumen menginginkan EV dengan jarak tempuh yang lebih jauh untuk menghindari kecemasan kehabisan baterai.

Populix pertumbuhan kendaraan listrik

Ketiga tidak semua bengkel menerima perbaikan meskipun kerusakannya non-listrik (49%), pengguna kendaraan listrik khawatir kesulitan menemukan bengkel yang dapat memperbaiki EV mereka, terutama jika kerusakannya bukan pada bagian baterai atau motor listrik.

Berikutnya adalah keterbatasan infrastruktur atau fasilitas charging (43%), konsumen masih kesulitan menemukan tempat untuk mengisi daya EV mereka, terutama di luar kota besar.

Baca juga: Isuzu ELF EV Bakal Dijual di Indonesia? Tunggu Dulu!

Terakhir adalah lokasi stasiun pengisian daya yang masih sedikit dan cenderung jauh (42%). Konsumen merasa lokasi SPKLU masih terbatas dan tidak selalu mudah dijangkau.

Kekhawatiran ini menjadi hambatan bagi konsumen untuk beralih ke EV. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk mengatasi kekhawatiran ini agar dapat mendorong adopsi EV secara lebih luas di Indonesia.

“Kolaborasi antara regulator dan produsen EV sangat penting untuk mengatasi tantangan ini,” ujar Dr. Timothy Astandu, CEO & Co-Founder Populix. “Dengan memahami preferensi konsumen, kita dapat mendorong adopsi EV secara lebih luas dan meningkatkan pertumbuhan industri ini di Indonesia.”

Dinamika Penggunaan Kendaraan Listrik

Penelitian yang dilakukan oleh Populix ini berlangsung pada tanggal 15-25 Maret 2024. Di mana survei dilakukan secara online terhadap total 350 responden, laki-laki dan perempuan berusia 17-45 tahun di Jakarta yang memiliki kendaraan listrik dan merupakan pengambil keputusan dalam memilih brand kendaraan listrik yang digunakan.

Dalam hal pengisian daya kendaraan listrik menurut 59% pemilik merasa paling nyaman dilakukan di rumah, sementara mengisi di stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) hanya digunakan oleh 15% responden.

Charging station DC Wuling resmi layani konsumen
Charging station DC Wuling resmi layani konsumen

Sementara untuk pengguna motor listrik dengan metode swab battery, lokasi penukaran baterai kendaraan listrik yang paling populer adalah lokasi brand resmi (78%) diikuti oleh stasiun penukaran baterai kendaraan listrik umum (SPBKLU) (42%).

Baca juga: Astra Otopower resmikan SPKLU Rest Area KM 260 B Banjaratma

Frekuensi penggunaan SPKLU atau SPBKLU ini juga bervariasi, di mana sebanyak 55% pemilik melakukan pengisian daya di tempat tersebut setidaknya satu kali seminggu dan bahkan sebagian kecil menggunakannya setiap hari.

Untuk pengguna sepeda Listrik mayoritas penggunaannya hanya untuk belanja (79%), antar jemput (62%), mengunjungi teman/keluarga (58%), mengirim barang (23%), dan bekerja (13%).

“Memang isu mengenai baterai dan lokasi SPKLU untuk kendaraan listrik ini masih menjadi ketakutan tersendiri di kalangan pemilik. Hal ini juga berlaku di saya sebagai pengguna mobil listrik, karena istri saya masih suka takut untuk pergi jauh dengan mobil listrik apalagi kalau sisa baterainya di bawah 50%. Namun ketika sudah sering menggunakan, ketakutan itu akan berangsur-angsur hilang dengan sendirinya karena kita sudah terbiasa menggunakan mobil listrik sehari-hari,” jelas Harris, S.T, M.T, Kepala Balai Besar Survei dan Pengujian KEBTKE, Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM di tempat yang sama.

LEAVE A REPLY