Anjasara Wahyu Berhasil Raih Kemenangan di Tulungagung

0
Anjasara
ROCKOMOTIF, Jakarta – Peslalom Toyota Team Indonesia, Anjasara Wahyu, berhasil memberikan perlawanan pada putaran kedua Kejurnas Auto Gymkhana 2019 yang diselenggarakan di Tulungagung, Jawa Timur (24/8).
Kemenangan tersebut sekaligus menghapus mimpi buruk yang dialami oleh Anjasara Wahyu saat melakoni seri pertama di Bandung, Jawa Barat, beberapa waktu lalu. Saat itu, di heat final mobil New Agya 1.200 cc yang diturunkan di kelas F, mengalami kendala teknis. Sehingga menumbangkan impian Anjas untuk merajai podium tertinggi. Namun, hal tersebut ia bayar lunas pada seri kedua yang berlangsung di Tulungagung, Jawa Timur, akhir pekan lalu.
“Ya bukannya sombong dan jumawa, memang sebuah tim besar harusnya ada di atas. Kalau dibilang kita dari seri satu gak dapat piala, itu beban juga ditambah kita adalah tim besar. Setelah seri dua ini, mudah-mudahan menjadi modal kuat. Seperti yang telah saya ungkapkan di awal, dari seri pertama lalu kan kita mengumpulkan data, dan di seri dua ini kita tinggal melancarkan serangan untuk mereka (lawan),” jelas Anjasara Wahyu.
Baca juga: Strategi Toyota Team Indonesia Jelang Kejurnas Slalom 2019
Untuk bisa mencapai hasil maksimal tersebut, Anjas pun memiliki strategi lain yang ia terapkan di putaran kedua tersebut. Menurut pengakuannya, ia mengubah pola serangannya di setiap heat. Biasanya, Anjas selalu memacu mobil sampai batas maksimal, tapi di seri kedua kemarin, berbekal pengalaman buruk, ia bermain lebih cerdik dan penuh perhitungan.
Alasannya, ia tidak mau jatuh di lubang yang sama seperti seri satu lalu. Setelah mengetahui kelemahan riset New Agya 1.200, Anjas pun memutar otak bagaimana caranya untuk bisa menang namun dengan strategi yang berbeda. Hal ini pun sekaligus mengangkat derajat tim yang di awal seri bisa dikatakan terpuruk.
Baca juga: Segala Informasi Toyota Sekarang Bisa Diperoleh Dengan Chatting
“Jadi memang untuk mobil yang A (1.200 cc) tidak boleh kehilangan power. Saya itu sampai lima kali mengoper gigi (satu, dua, satu, dua, satu) di heat pertama, kedua dan final. Karakter soalnya kan panjang-panjang nanggung, mobil Jazz lawan kita gigi satu sampai limiter. Saya satu, oper dua bentar, oper satu lagi, begitu ritmenya,” tambah Anjasara.
Di lain sisi, ia juga tidak ingin memaksimalkan mobil sesuai kehendaknya lantaran masih ada trauma yang menghantui. Wajar saja, pasalnya asa juara yang harusnya sudah ada dalam genggaman, harus ia lepas lantaran mobil brebet menjelang manuver terakhir sebelum garis finish. Peslalom berkacamata tersebut pun tidak menampik ada rasa trauma yang menghantui, namun ia berhasil mengalahkannya dan membalikkan keadaan.
“Masalah masih menghantui, masih ada trauma. Jadi saya bisa memaksimalkan apa yang tidak maksimal pada diri saya. Sebenarnya saya bisa saja push mobil itu, tapi kan tidak ada yang tahu, apakah mobil akan baik-baik saja? Enggak juga kan? Jadi saya lebih memilih untuk bermain aman, daripada kejadian seperti di Bandung lalu. Jadi memang Tuhan lagi baik dengan saya,” bebernya.
Di akhir laga, pada heat final, Anjas tampil memukai dengan torehan waktu 48 detik dan berhak berada di puncak podium. Sedangkan podium kedua di tempati oleh rekan satu timnya, Adrianza Yunial dengan torehan waktu 49,0 detik dan kemudian diikuti oleh Ricky Herdiana di posisi ketiga dengan selisih 0,010 detik dari Adrianza Yunial.

LEAVE A REPLY