ROCKOMOTIF, Tokyo – Kementerian Transportasi Jepang mengungkap skandal penipuan data uji emisi dan keselamatan yang melibatkan beberapa raksasa otomotif Jepang, termasuk Toyota, Honda, Mazda, Suzuki, dan Yamaha.
Kelima pabrikan Jepang yang selama ini dikenal dengan standar kualitas tinggi, terjerat dalam praktik curang yang merusak kepercayaan konsumen.
“Sangat disesalkan bahwa tindakan penipuan baru telah terungkap, karena tindakan penipuan dalam aplikasi penunjukan tipe merusak kepercayaan pengguna dan mengguncang fondasi sistem sertifikasi mobil,” kata kementerian Transportasi Jepang yang disitat dari AutoNews, Senin (3/6/2024).
Baca juga: Skandal Toyota Kembali Terulang, Konsumen Harap Hati-hati
Toyota, pabrikan mobil terbesar di dunia, mengakui telah memberikan data palsu dalam uji keselamatan pejalan kaki dan penumpang untuk tiga model terbarunya, Corolla Fielder, Corolla Axio, dan Yaris Cross. Selain itu, investigasi internal Toyota menemukan adanya manipulasi data dalam uji tabrak model lama seperti Crown, Isis, Sienta, dan Lexus RX.
Meskipun Toyota mengklaim bahwa kendaraan-kendaraan tersebut telah memenuhi semua peraturan keselamatan, perusahaan tetap menghentikan penjualan Corolla Fielder, Corolla Axio, dan Yaris Cross di Jepang.
Mazda juga terjerat dalam skandal ini dengan mengakui manipulasi perangkat lunak kontrol mesin pada model MX-5 RF dan Mazda2 untuk memalsukan data emisi. Hal ini mengakibatkan penarikan kedua model tersebut dari pasar Jepang sebanyak total 52.061 unit.
Mazda juga diketahui telah memodifikasi kendaraan uji Mazda6 dan Axela untuk mendapatkan hasil uji tabrak yang lebih baik.
Baca juga: Skandal Mesin Diesel Toyota, TAM Berikan Respon Begini
Honda dan Suzuki terlibat dalam skandal ini dengan memberikan data palsu dalam uji emisi dan kebisingan untuk beberapa model lama yang sudah tidak diproduksi lagi.
Yamaha, satu-satunya produsen sepeda motor dalam daftar ini, terjerat skandal dengan tiga modelnya. Satu model yang masih dipasarkan terlibat dalam pemalsuan data uji kebisingan, sedangkan dua model lama lainnya terlibat dalam kesalahan penyajian data uji kelayakan.
Kementerian Transportasi Jepang menyatakan keprihatinannya atas skandal ini dan akan melakukan investigasi lebih lanjut. Skandal ini tentu saja mencoreng kepercayaan publik terhadap industri otomotif Jepang dan berpotensi berdampak pada penjualan mereka di masa depan.
Selain itu, kejadian ini menjadi pukulan telak bagi industri otomotif Jepang yang terkenal dengan reputasi keandalan dan kualitasnya.