Ekspor Toyota Berkurang Ribuan Unit Karena Ini

0
ekspor toyota

ROCKOMOTIF, Jakarta – Ekspor Toyota mengalami penurunan yang lumayan banyak di kuartal satu tahun ini. Jika melihat data ekspor CBU mobil Toyota di bulan Januari hingga April 2019 ada 61.600 unit. Tapi angka ini turun 6% dari periode yang sama tahun sebelumnya yaitu 65.700 unit.

Pihak manufaktur Toyota sendiri menyalahkan gejola perekonomian global menjadi penyebab berkurangnya ekspor Toyota ini ke mancanegara. Adanya proteksi di beberapa negara juga mulai terasa dampaknya.

Selain itu, faktor utama adalah kondisi ekonomi di negara tujuan ekspor Toyota seperti kawasan Timur Tengah dan Filipina yang sedang bergejolak.

Menanggapi kondisi performa ekspor Toyota yang tertekan, Direktur Administrasi, Korporasi dan Hubungan Eksternal PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Bob Azam menjelaskan bahwa situasi yang terjadi saat ini merupakan hal yang tidak bisa dihindarkan dan menjadi resiko yang telah diperhitungkan oleh korporasi.

“Naik turunnya kondisi perekonomian di sebuah negara tujuan ekspor merupakan hal di luar kontrol atau kendali kita dan tidak terhindarkan. Namun demikian, hal-hal seperti ini tentu telah kami perhitungkan dalam manajemen resiko,” ungkap Bob Azam.

Baca juga: Asa Toyota Pada Era Mobil Hybrid di Indonesia

Dari total volume ekspor CBU bermerek Toyota tersebut, kontributor terbesar masih dipegang oleh model Sport Utility Vehicle (SUV) Fortuner. Tercatat volume Fortuner mencapai 14.400 unit atau 23% dari total volume ekspor. Disusul oleh Rush dengan volume 12.600 unit (20%), serta Agya di tempat ke tiga dengan volume 10.800 unit (18%).

Model-model lainnya adalah Vios, 7.500 unit, Avanza 8.400 unit. Kemudian Kijang Innova, Sienta, Yaris serta Town Ace/Lite Ace dengan total volume 7.900 unit.

Meski kondisi sedang lesu, TMMIN tidak mengoreksi target pertumbuhan ekspor dan masih optimis bahwa pertumbuhan di atas 5% hingga akhir tahun 2019 dapat dipenuhi.

“Belum ada koreksi terhadap target ekspor. Kami masih optimis target pertumbuhan di atas 5% dapat tercapai. Mulai pertengahan tahun, akan ada ekspansi ekspor ke beberapa negara tujuan baru di kawasan Amerika Tengah. Ditambah adanya permintaan fleet order dari negara-negara Timur Tengah diharapkan bisa membantu tercapainya target yang ditetapkan,” tutur Bob Azam.

Baca juga: Mungkinkah Toyota Rakit Lokal C-HR Hybrid di Indonesia?

Penambahan negara tujuan di kawasan Amerika Tengah tersebut melalui proses yang tidak singkat. Studi pasar termasuk peraturan dan regulasi di negara kandidat tujuan ekspor baru dilakukan langsung oleh divisi terkait di TMMIN sejak tahun 2018 yang lalu.

“Persaingan yang semakin sengit, ditambah dengan kondisi ekonomi global yang kurang stabil, membuat kami harus semakin proaktif dalam meningkatkan performa ekspor, tidak hanya menunggu order dari prinsipal. TMMIN membuat divisi khusus yang bertugas mencari pasar-pasar tujuan ekspor baru sebagai upaya dalam menjawab tantangan tersebut,” pungkas Bob Azam.

LEAVE A REPLY